Sabtu, 24 November 2012

Bercerita tentang Dia, ini Gosip . .

Usia yang semakin uzur membuatnya sulit mendapat pekerjaan, ya, dia hanya ingin pekerjaan yang wajar dan sesuai dengan nilai-nilai positif masyarakat di sekitarnya. Pekerjaan yang sudah pasti sulit dia dapatkan mengingat tak hanya skill tapi juga fisik yang dituntut untuk memenuhi segala kriteria.


Berdagang pun menjadi pilihannya. Kau tahu kawan, berdagang itu tak semudah membalikan telapak tangan. Berawal dari modal, komoditas, pemasaran, hingga untung didapat. Yang ku tahu dia mantan sarjana yang bersuami pelajar dengan anak satu yang super cerdas. Sayang, perekonomian satu keluarga ini tidak mampu mensuport  potensi anak semata wayangnya. Suaminya yang berijazakan SMA pun hanya menjadi tukang ojek, dan ketika sakit asam urat dan jantungnya kambuh, dia hanya mampu berdiskusi dengan mahasiswa yang ada di sekitar rumahnya, baik tentang negara, perekonomian, kesehatan, keluarga, bahkan perjodohan. Beberapa kondisi ini berimplikasi pada modal yang sulit dia dapatkan untuk berdagang. Ketika ingin mendapatkan modal awal dia hanya berspekulasi pada orang-orang yang dia temui dengan membangun kepercayaan. Untuk mendapat komoditas pun sering kali tanpa modal uang namun modal kepercayaan pun dia mainkan. Sedangkan pemasaran lagi-lagi dengan bermain kepercayaan, jika tidak jelas dia tak memiliki pelanggan. Beberapa pelanggannya adalah orang-orang besar. Pernah satu waktu, dia kisahkan beberapa orang besar tersebut baik sisi positif, maupun negative. Bahkan dia tahu kunci mendapatkan hati orang-orang besar tersebut. Namun sayang semua kemampuannya tidak mampu memperbaiki perekonomian keluarganya. Ketika sakit asam urat dan jantung suaminya kambuh pun, dia tidak mampu berbuat apa-apa, hanya mampu merawatnya di rumah, rumah yang sempit dan kumuh. Beruntung anaknya yang kini kelas satu SMA mendapat beasiswa, kendati buku, dll. masih tetap ditanggung orang tua. Setidaknya dapat meringankan beban orang tuanya. Yang masih menjadi pertanyaan, apa penyebab kekalnya kondisi miskin dia? 

      CS

Senin, 29 Oktober 2012

Kilas Balik si Manis

Baiklah alam malam, di momenmu kali ini, aku ingin berkisah seorang bayi prematur, bayi yang lahir pada tanggal 25 Januari 1996. Saat itu aku berumur 4 tahun dan menunggu di depan sebuah ruang tempat Mama berbaring. Mungkin karena aku telampau pendiam, hingga beberapa jam berselang, aku tetap tak tahu apa yang ku tunggu dan ku nanti. Hingga Papa berujar, "Nanti kalau adeknya udah lahir disayang ya..." Aku hanya membalasnya dengan senyum. Dari sini aku tersadar, bahwa yang ku nanti adalah kehadiran seseorang yang harus aku sayangi yaitu adek. Ya, aku bersabar menanti dan menghibur diri hingga senyum-senyum sendiri. Aku melihat Papa yang begitu sibuk mengurus kesana-kemari. Hingga datanglah sebuah kubus kaca yang beroda. Ouh, ini yang aku nanti. Sebuah bayi berkulit hitam nan mungil. Beberapa hari kemudian aku hanya bermain di rumah bersama Kakak-Kakakku, dan tibalah Papa-Mama menggendong bayi hitam nan mungil itu. Lalu kami bersikut-sikutan untuk melihat adek kecil. "Mau kasih nama siapa ya?" Tanya Papa. Aku lupa beberapa skenario hingga munculah nama Gitta Sabilla Aiska. Ya, yang maknanya gadis yang manis. Di usia ku yang beranjak ke-5 tahun aku harus berpisah dengannya untuk tinggal bersama eyang. Dan setelah satu tahun, Mama-Papa menjengukku bersama Kakak dan adek, adek sudah bisa merangkak dan berceloteh ngga jelas. Satu hal yang aku sebal di fase ini, adek begitu dekat dengan Mama, hingga 1 cm terpisah dari Mama, dia akan menangis histeris. Adegan mengenaskan pertama ketika Mama ingin ke toilet tapi adek masih nempel sama Mama, lalu Mama menitipkan adek ke aku, awalnya adek tenang bermain bersamaku tapi saat tersadar Mama tidak ada di sampingnya, mulailah wajahnya memerah dan menangis histeris. Spontan aku menenangkannya tapi karena aku kurang lihai, adikku sempat terjeduk lantai karena dia belum bisa berdiri tegap dan tangisnya pun semakin menggelegar. Serasa ingin ambil pisau dan menusuk-nusukan ke seluruh tubuhku sebagai hukuman akan kelalaianku menjaga adek.
Lalu di usaiku yang beranjak ke-6 tahun, Mama-Papa menjengukku lagi, dan adek sudah dapat berjalan. Kami sering bermain di simpang lima, mengingat adek yang sudah dapat berjalan dan berlari. Seneng banget deh.. Tapi menyusul tragedi koper. Saat malam dan hujan datang, aku ingin mengantar Papa mengantar koper berisi baju ke eyang, tapi adek yang telah mampu berjalan menyusul kami dan mengitari kami yang telah naik motor, karena saat itu hujan adek terpeleset dan tiba-tiba koper besar dan berat yang berada di atas motor, tepatnya di depan Papa terjatuh menimpa adek, adek yang manis menangis histeris. Yah, aku hanya terdiam, menyendiri ke sudut rumah eyang dan menangis.(betapa bodohnya aku) Bukankah seharusnya aku mengurus adekku agar tidak mengikutiku.
Beberapa bulan kemudian, Papa-Mama menjengukku lagi namun kini misi mereka adalah ingin menitipkan adek ke eyang pula, melihat adekku yang meronta tidak mau dan menangis histeris, aku memahaminya, karena hidup di sini memang keras tak senyaman tinggal bersama Mama-Papa. Dan aku berusaha unuk menemani adek selalu.
Kami semakin besar dan aktif. Di usiaku ke-7 tahun, aku telah mampu menaiki sepeda dan memboncengi orang. Aku sering bersepeda sendiri mengelilingi kampung atau berpetualang dengan Kakak dan teman-teman kampung. Dan suatu hari, si adek manis merengek untuk ikut berpetualang mencari buah talok/kersen. Namun karena sepedanya kurang dan tidak ada tempat boncengan, Kakak yang memilih jalan aman dan praktis menolaknya dan menyuruhnya tetap di rumah. Tapi aku yang ingin mengajaknya untuk ikut merasakan betapa bahagianya berpetualang, memaksakan diri untuk memboncenginya di depan sepeda. Yah, inilah awal tragedi ketiga, awal menaiki sepeda aku telah keberatan karena adek manis memang lebih gendut dari aku, lalu saat menyeberangi jalan tiba-tiba ada sepeda motor lewat dan aku tidak dapat mengerem dan masuklah kami kedalam got dengan posisi adek masuk got paling bawah tertimpa sepeda lalu aku paling atas. Tak ada sedikitpun luka di tubuhku tapi adek luka di beberapa tempat, dan aku masih bersyukur dia masih hidup. Dan luka itu membekas hingga remaja kini. Kembali aku hanya terdiam dan berpikir untuk tidak menangis tapi bagaimana memperbaikinya. Untuk membalasnya setiap ada kompetisi di kampung aku mendaftarkan adek dan menyemangatinya agar menjadi juara. Yah, adek sering mendapat juara di perlombaan 17 Agustus.
Hari demi hari berlalu, aku beranjak remaja dan aktif dibeberapa tempat, teringat waktuku bersama adek yang tersita, dan aku memutuskan untuk mengajaknya ikut beraktivitas mengikuti beberapa kegiatanku, agar ia dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalanku. Ku ajak adek ikut karate dan rohis. Alhamdulillah, dia dapat mengikutinya dan mendapat beberapa prestasi.
 Tapi sempat terjadi tragedi keempat saat adek telah menjuarai karate dan harus mengikuti latihan intensif untuk menghadapi kompetisi ditingkat selanjutnya, saat menuju kegelanggang aku yang diboncenginya menyuruhnya untuk ngebut, karena ada motor didepan yang belok mendadak, adek menabrak dan jatuh, Alhamdulillah hanya luka ringan di kaki. Sepertinya aku tak patut menjadi Kakakmu.
Dan kini aku telah dewasa, kau terluka lebih parah, sebelum malam itu, sore aku masih dapat tersenyum walau ada desir-desir rasa tak nyaman. Tapi terlambat, seharusnya aku menemani mu di rumah dan menggantikanmu untuk membeli kopi.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Sumpah Pemuda Serapah

Judul di atas sengaja dibuat brutal, di sini karena pengetik ingin menyidir dan mendobrak, bahkan menabrak pemuda Indonesia(termasuk pengetik pribadi).
Melihat atmosfer dunia pemuda sekarang tak jarang saya temukan tokoh-tokoh SuJu, Justin Bieber Wonder Girl, Smash, atau Cheery Bell. Entah bagaimana awal step-stepnya hingga mereka menjadi trend centre, tapi orientasi pemuda sekarang telah beralih ke korea dan negara lainnya. Pemuda Indonesia tendensi mengukuti budaya-budaya negara lain, entah secara fisik maupun pemikiran. Yang mungkin mereka sadari ataupun tidak disadari melalui alam bawah sadar kebudayaan Bangsa Indonesia sendiri yang memiliki bobot falsafah tinggi dan baik telah tergerus zaman.
Di era kini sulit kita temukan karakter pemuda seperti Bung Hatta. Mengapa Bung Hatta? Karena Hatta adalah sosok yang sederhana dan nasionalis. Bila kita refleksikan pada pemuda sekarang sangatlah kontras. Mereka mayoritas memilih menjadi artis yang mungkin dapat hidup bergelimpangan harta dengan cara praktis dan untuk menjadi artis mereka melakukan apapun hingga menghilangkan rasa nasionalis mereka. Jarang diantara mereka yang melakukan usaha keras unuk mencapai puncak seperi yang dilakukan Bung Hatta, hingga dapat memerdekakan Indonesia. Mungkin analisis ini terlalu sempit dan kurang mempertimbangkan teori konspirasi. Namun tujuan tulisan ini hanya untuk menghangatkan kembali euforia nasionalisme. hhe..

Sabtu, 29 September 2012

Capcayku Melayang


Hanya berfantasi dan mengkorelasikan pada imaginasi. Maksudnya? Malah bingung sendiri.
Dulu seorang ibu rumah tangga menggosip bersama tetangga saat menimba air di sumur. Kemudian timba tersebut tergantikan oleh pompa air yang memudahkan kerja para ibu rumah tangga, di sisi lain juga mengikis tradisi menggosip di sumur. Lalu sekarang dengan adanya teknologi, menggosip pun dapat dilakukan walau pelaku dengan pelaku lainnya berbeda negara (internet.-red). Yah, manusia semakin dimudahkan, contoh di atas mungkin dapat mewakili indera telinga untuk sekedar mendengar gosip. Berikutnya saya teringat pada salah satu iklan di televisi mengenai "Makan? Mana sempat? Keburu telat?" Ingat kan dengan quote iklan tersebut. Baiklah, bagaiman jika esok kegiatan makan kita termudahkan oleh teknologi? Teknologi makan mungkin dapat menginovasi sebuah hidangan yang tanpa dimakan pun kita kenyang. Bisa jadi kita makan tidak dengan mulut, tapi cukup dengan otak. Mengapa? Karena sebuah kenikmatan pada makanan dapat terefleksikan pada diri jika tersensor oleh otak. Lalu apa guna mulut? Apa guna usus? Apa guna lambung? And so on . . Mungkin semua untuk sebuah citra bahwa kita adalah manusia. Kalau ngga ada mulut, usus, lambung, kita hantu dong. Haha . . Be fantasy and be crazy. Teringat pula pada dalil, "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara), dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." Kata 'sementara' di dalil ini mungkin diartikan sebuah kefanaan. Mungkin benar adanya . . Dan pembahasan ini bisa sangat luas dan saya mulai berdisko . .

Illich Ivan, 2007, Matinya Gender, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
QS Ghafir [40]: 39
Kuliah Hubungan Internasional, Rabu 26 September 2012.

Selasa, 11 September 2012

Nuclear Warfare

Ini bukan soal idiologi, kapitalis atau komunis. Ketika kita mampu mengikis puncak ego terkutuk, saat inilah semua mampu berujung damai dan harmonis. Bahkan ketika idiologi tersebut bukanlah idiologi sempurna yang tak mampu menjadi problem solves cukuplah kita delete. Background kepentingan yang memotivasi hanyalah sampah, kesejahteraan bersamalah yang kita nantikan. Ibarat sebuah spion, mungkin kita perlu melihatnya sesekali untuk evaluasi, namun bukan berarti kita memandangnya terus menerus. Ingatlah di depan ada tembok yang menghalang. Ibarat menumpang sebuah kereta, dan ketika kereta rusak tak dapat berjalan apakah kita akan terhenti pada titik itu saja? Live must be move on, so many targets in front of us. So let's take another train.

Russell, Bertrand, 2000, Akal Sehat dan Ancaman Nuclear, Yogyakarta, Ikon Teralitera.

Sabtu, 08 September 2012

Benturan Sistem dengan Relativitas


Untuk apa ada silabus?
Bukankah ilmu ini sangat luas?
Dengan adanya silabus secara implisit mengkerdilkan potensi yang sesungguhnya luar biasa. Di samping itu, masalah mengenai ketidak relevannya sebuah silabus, dinilai tidak efektif dan efisien. Cukuplah kita belajar dan berdiskusi menyesuaikan kondisi disekitar. Tidak jarang pelajar yang belajar tanpa silabus jauh lebih pintar dibanding yang belajar dengan silabus. Di samping itu sering kali silabus menjadi alat bagi pengajar untuk mempermudah diri. Jadi ketika peserta didik diuji baik secara lisan maupun tulis lalu dia gagal menjawab, maka pengajar akan berkata, "Apakah kamu tidak belajar? Bukankah silabus telah saya berikan?" Pengetik sangat geram dengan pancingan klasik seperti pengajar tersebut. Bukankah seorang anak yang jujur bahwa dia tidak mengetahui jawaban lebih baik, dibanding seorang anak yang tahu jawaban namun plagiat. Ketika anak berkata jujur, bahwa dia tidak mengetahui bukan berarti dia bodoh, namun kitalah yang bodoh karena tidak mampu mengajarnya. Justru dengan kejujurannya, maka kita tahu harus memperlakukannya seperti apa. Jadi mari kita katakan, "Tidak tahu" ketika kita belum mempelajarinya dan baru mendengar sesuatu tersebut. Karena ini jauh lebih baik. Ya, kita perlu alat pendeteksi kebohongan yang tahan kejutan, dan kokoh sebagai alat dasar dalam upaya mereka unuk mempertahankan kehidupan.
Untuk apa ada standart nilai minimum?
Bukankah nilai rendah dan tinggi sangat kompleks?
Dengan adanya standart nilai minimum, berimplikasi pada tidak tergalinya bakat hingga mendalam, dikarenakan terlalu fokusnya mengejar standart nilai minimum pada seluruh bidang.
Dari kesemua benturan di atas, yang lebih mendasar ialah bahasa . . Untuk apa adanya bahasa?
Dapat ditilik juga mengenai oposisi binner, adanya baik-buruk, tinggi-rendah, pandai-bodoh, cantik-buruk, hitam-putih. Bukankah ini oversimplification? Yang sejatinya sangat komprehensif dan realitasnya sangat kompleks?
Bahkan sering kali orang dikatakan bijak, justru ketika ia memaparkan dan menggunakan kaidah relativitas.
Mungkin karena mereka mampu menciptakan dan mendukung sebuah utopia, bukanlah 'kebiasaan-kebiasaan konvensional.'
Namun, yang menjadi pertanyaan apakah benar dengan pola pikir diatas semua hal dapat berjalan lebih baik? Pengetik mengamini, bahwa orang yang berjiwa kecillah yang sulit untuk menjalaninya. Dan pastilah wajib hukumnya mereka menggunakan 'kebiasaan-kebiasaan standart' di atas.

Postman Neil dan Weingartner Charles, 2001, Mengajar Sebagai Aktivitas Subversif, Yogyakarta, Jendela Grafika.

Kamis, 06 September 2012

Re-freshing Pemikiran Islam

1. Islam Metode Kehidupan yang Khas.
2. Allah Benar-Benar Ada, Eksistensinya Bisa Dijangkau, Bukan Pemikiran Khayali Dalam Otak. Analogi pesawat terbang.
3. Ideologi (mabda')
4. Parameter Perbuatan
5. Naluri Beragama
6. Fardhu Kifayah Merupakan Kewajiban Bagi Setiap Muslim
7. Laa Ilaaha Illallah berarti Tidak Ada yang Berhak Disembah Selain Allah.
8. Rezeki Semata-mata Ditangan Allah
9. Iman Terhadap Hukum Syara' Mewajibkan Terikat dengan Hukum Islam
10. Tidak terjadi Kematian Kecuali dengan Sampainya Ajal.
11. Jihad Diwajibkan atas Seluruh Kaum Muslimin
12. Hukum Syara'
13. Pendapat yang Digali oleh Seorang Mujtahid adalah Hukum Syara'
14. Hukum Asal Perbuatan Manusia adalah Terikat dengan Hukum Syara', Bukan Mubah atau Haram.
15. Hukum Asal segala Benda adalah Ibahah (Halal)
16. Hukum Syara' Tidak Berubah arena Perubahan Masa dan Tempat.
17. Perintah dan Bentuk Kata Kerja Perintah
18. Hukum Syara' Pasti Mengandung Maslahat
19. Penentuan Hukum-hukum Ibadah Hak Allah Semata.
20. Pemikiran
      Dengan demikian, proses berpikir tidak akan terjadi kecuali dengan terealisasinya empat komponen yaitu fakta yang terindra atau salah satunya, otak, dan informasi terdahulu. Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak ada, maka tidak mungkin akan terjadi pemikiran. Sedangkan usaha melakukan proses berpikir tanpa adanya fakta yang terindera dan informasi terdahulu, adalah angan-angan kosong saja yang tidak memiliki fakta, bukan pemikiran-pemikiran. Melakukan berpikiran tanpa ada fakta yang terindera atau informasi terdahulu yang berkaitan dengan fakta tersebut akan mengantarkan pada depresi, dan kesesatan. Bahkan terkadang mengantar pada rusaknya otak sehingga terkena penyakit gila dan sejenisnya. Oleh karena itu, harus adanya fakta yang terindera, informasi terdahulu (bukan opini terdahulu-edt) sebagaimana keharusan adanya otak dan panca indera.
      Dengan demikian akal, kesadaran, dan pemikiran adalah transfer fakta dengan perantaraan panca indera ke otak beserta informasi terdahulu yang menginterpretasi fakta dengan informasi tadi. Dikatakan 'transfer fakta' bukan 'transfer gambar' fakta karena ilustrasi yang tertransfer adalah pengindraan terhadap fakta bukan hanya gambar fakta saja.
      Ini adalah definisi berpikir. Artinya ini adalah pemikiran, kesadaran, atau akal. Proses ini terjadi pada para intelektual yang menghasilkan pemikiran bukan orang yang sekedar menerima pemikiran. Adapun orang yang sekedar menerima pemikiran, maka (pada dirinya) tidak terjadi proses ini, karena pemikiran telah dihasilkan dan selesai. Kemudian ia memberikan hasilnya kepada manusia dan sebagaimana mentransfernya sebagian manusia lainnya dengan mengekspresiakannya menggunakan istilah-istilah bahasa atau lainnya, walaupun pengekspresian dengan menggunakan bahasa adalah yang dominan di seluruh dunia.
      Pemikiran yang diterima oleh seseorang, perlu dilihat dulu. jika pemikiran tersebut memiliki fakta yang terindera, baik ia telah menginderanya sebelumnya, atau ia menginderanya pada saat ia menerima pemikiran tersebut; atau ia mengindera sebelumnya atau ketika ia menerima pemikiran tersebut, akan tetapi ia dapat mempersonifikasikan (fakta pemikiran) dalam benaknya sebagaimana yang disampaikan kepadanya, kemudian ia membenarkannya sehingga menjadi fakta yang terindera dalam benaknya seperti telah mengindera (secara langsung) dan menerima nya seperti fakta terindera (sebenarnya), maka dalam dua kondisi ini ia telah menyadarinya. Maka dengan adanya fakta di dalam benaknya, pemikiran tadi menjadi salah satu pemahamannya (mafhum) dan menjadi pemikiran yang sebenarnya sebagaimana ia menghasilkannya sendiri. Sebaliknya, jika belum terdapat pada seseorang (ilustrasi) fakta pemikiran yang diterimanya, tetapi sekedar memahami rangkaian kalimat, pemikiran dan maksudnya, tetapi belum terpersonifikasikan (fakta pemikiran) tersebut di benaknya, baik dengan menginderanya, meyakininya, atau menerimanya maka pemikirantersebut hanya sekedar menjadi informasi saja. Artinya sekedar pengetahuan-pengetahuan tentang sesuatu, sekalipun ia merupakan pemikiran dilihat dari segi penunjukannya, akan tetapi sekedar menjadi pengetahuan-pengetahuan bagi orang tidak terdapat fakta (pemikiran) pada benaknya. Oleh karena itu yang mempengaruhi seseorang adalah pemahamannya, bukan berarti informasi-informasi saja karena mafahim merupakan pemikiran-pemikiran yang memiliki fakta dalam benak orang yang memahaminya. Oleh karena itu sesuatu keharusan untuk mengetahui hakekat pemikiran sehingga ia mengetahui bagaimana pemikiran berpengaruh pada seseorang.
21. Metode Berpikir. Analogi balita.
22. Al-Qadariyah al-Ghaibiyah
23. Pemahaman-pemahaman Islam Mengikat Tingkah Laku Manusia dalam Kehidupan.
24. Hukum Pidana dalam Islam
25. Identifikasi Naluriah (Insting)
26. Rasa Takut
27. Realita dan Pemahaman Membangkitkan Naluri
28. Islam adalah Mafahim bagi Kehidupan, Bukan Sekedar Informasi-informasi
29. Islam adalah Mafahim bagi Kehidupan, Bukan Sekedar Informasi-informasi.
30. Kepribadian
31. Kepribadian Islam
32. Do'a dalam Islam
33. Makna Takdis
34. Kemaksuman Utusan Allah
35. Rasul Bukan Mujtahid
36. Ilmu Psikolog, Sosiologi, dan Pendidikan
37. Metode Ilmiah (Sains) dan Metode Rasional
      Metode ilmiah adalah spesifik untuk materi karena salah satu asas pokoknya adalah eksperimen terhadap materi dengan memperlakukannya pada kondisi-kondisi dan faktor-faktor bukan pada kondisi-kondisi dan faktor-faktor aslinya. Metode ini tidak mungkin dilakukan pada pemikiran karena tidak mungkin untuk melakukan eksperimen pada oemikiran. Dengan demikian, hasil-hasil yang diperoleh metode ilmia merupakan hasil yang relatif bukan hasil yang fix, serta memiliki kemungkinan salah.
      Adapun metode rasional adalah metode tertentu dalam melakukan analisa agar sampai kepada suatu pengetahuan tentang hakekat sesuatu yang dianalisanya dengan mentransfer fakyta secara inderawi dengan perantaraan panca indera ke otak berserta adanya informasi-informasi terdahulu yang menginterpretasikan fakta tersebut sehingga otak menghasilkan hukum atas fakta tersebut. Kesimpulan hukum ini merupakan pemikiran, atau kesadaran rasional.
      Metode ini bisa digunakan untuk menganalisa materi-materi yang terindra (sebagaimana metode ilmiah--pen), serta untuk menganalisa pemikiran-pemikiran. Metode ini merupakan metode alami untuk sampai kepada kesadaran tentang hakekat sesuatu. Proses berpikir metode rasional ini, juga merupakan definisi akal. Dengan metode ini manusia akan sampai pada kesadaran terhadap sesuatu yang telah atau akan dipahaminya. Fenomena fatamorgana (sifatnya yang kurang tepat bukan penginderaan).
     
38. Kesadaran Politik
39. Motivasi Spiritual Merupakan Motivasi yang Paling Kuat Pengaruhnya
40. Gaya Bahasa Pemikiran dan Sastra.
Ismail, Muhammad, "Re-Freshing Pemikiran Islam"

Minggu, 19 Agustus 2012

Chicken!!

Wahai wanita baik, mengapa kau terlalu baik hingga merebut Papaku?
Wahai wanita sempurna, apakah tak cukup sempurna diri mu hingga merebut Papaku?
Wahai kau wanita pandai, pintar, dan cerdas, sudahkah kau pahami hati ini dan hancurnya rasa ini?
Siapakah pihak pendosa? Dan kepada siapakah berdosa? Salahkah aku bertanya?

Antara aku dan mereka

Ingin ku seperti mereka . .
Ku sadar kemampuan ini tak sebanding . .
Dan ku sadar tak selamanya ku ingin seperti mereka, mereka pun ingin sepertiku . .
Ego ini main keroyok . .
Tak ku dapat cela untuk memulihkan kondisi harmonis . .
Ku tak butuh bahagia . .
Ku tak butuh kenyamanan . .
Ku tak butuh ketenangan . .
Karna aku adalah ketidaksempurnaan . .
Dan jika semua hanya bersifat sementara . .
Berkenankan saja agar mereka bahagia, nyaman, dan tenang . .
Cukup aku menatapnya . .

Sabtu, 18 Agustus 2012

Judul e Ilang




            Berbagai halang rintang telah kami lalui untuk sekedar merencanakan perjalanan kami (Adis, Gaiety, dan Grace). Dari berbagai ujian di kampus, aktifitas kampus, dan berbagai seluk beluk perkampusan kecuali ayam kampus telah kami atasi dan terwujudlah impian kami. 4 Agustus 2012 kami menuju kota Jepara menggunakan mobil yang berada dalam kekuasan sepupu saya (Say thanks so much to Wildan) hhe . . Di perjalanan melaui kota mu Demak lalu mengutara dan tibalah di Jepara, sering berjumpa dengan masjid-masjid yang sangat berseni yang bisa dilihat dari bentuk arsitektur dan lighting-nya. Tidak hanya masjid, sering pula ditemukan kayu-kayu berseni yang penuh ukiran tanpa rupa manusia dan binatang . . Beberapa puluh menit kemudian, setelah sholat subuh, sesuai dengan intenarary yang diajukan oleh agent, kami tiba di Jepara tepat pukul 06.00 WHS (Waktu Handphone Saya). Namun sungguh kecewa, si tersangka yang menyatakan diri menggunakan baju biru (guide) seharusnya lebih awal tiba di lokasi nyatanya belum tiba. Kami pun menyempatkan diri untuk foto-foto (mengalay ria) di sekitar dermaga. Puas berfoto, kami memilih tempat duduk di sekitar warung tempat berkumpul peserta. Nampak beberapa peserta Cines yang sepertinya sangat siap melaut. Ada pula agent lain yang nampaknya juga memilih warung ini sebagai tempat berkumpul mereka. Iiih waaw . . Melihat peserta agent sebelah ada paklek (bahasa alay kami untuk menyebut bule cakep) –nya jadi berasa ingin pindah agent. (Yakin, si penulis ndeso banget) Hhe . .
            Kriik . . Krrriikk . . Krriik . . Setengah jam telah berlalu, kami berubah menjadi stupa . . Namun tiba-tiba dari kejauhan nampak rerumputan berjalan . . Tapi rerumputan itu semakin mendekat, saya semakin sadar bahwa itu sosok manusia berbaju biru.(peace) Dan jelas sudah, rerumputan itu adalah rambut kriwilnya. Owh sepertinya saya benar-benar jenuh hingga berfantasy terlalu jauh. Hha . . Segera Adis dan saya menghampiri sang tersangka, . . Saya yang sudah menjadi setengah stupa berusaha menampakan wajah charming, sayang sekali sang tersangka hanya membalasnya dengan, “Oh mbayarnya nanti aja, ini intenarary dan snack-nya.” (toeng . .). Kemudian kami masih harus menunggu 2 jam lagi untuk keberangkatan. Untuk mengisi waktu luang saya buka amplop yang berisi intenarary ternyata di dalam juga ada stiker dan keterangan mengenai tempat wisata kami, yuph, KARIMUNJAWA (ngetiknya sambil teriak dan bangga) . . haha . . Cukup setengah jam saya telah selesai membaca semua. Bersyukur ada Papanya Adis yang ikut mengantar kami. Beliau menerangkan beberapa kementakan yang akan terjadi ketika kami di Karimunjawa, lumayan untuk mengisi waktu luang. Beberapa diantaranya: mengenai tanaman langka di Karimunjawa yang mampu menyembuhkan mata minus, berdasarkan pengetahuan Om Sigit selaku Papanya Adis, tanaman ini hanya ada di Karimunjawa, lalu mengenai listrik, mengingat Karimunjawa identik dengan pulau kecil maka listrik akan padam setelah jam sembilan malam, serta mengenai proses berlabuh kami di Karimunjawa berada di Dermaga seperti di Jepara.
            Masa yang kami tunggu pun tiba. Waktu menunjuk pukul 08.29 WHS saatnya berangkat . . 6 jam di kapal memberi kesempatan saya untuk beberapa kali pasang status FB. Hha . . Di saat perut mual, kepala pusing, dan siaga di pinggiran kapal agar ketika luapan muntah keluar bisa terjun langsung ke laut. Haha . . diiringi kencangnya terpaan angin, muncul komplotan lumba-lumba menyapa dan menghibur diri yang sedang mabuk. Lucu lumba-lumbanya lompat-lompat, ada yang ngejar-ngejar kapal juga. . hhe . .
Setelah 6 jam berlalu nampaklah kremen-kremen yang kemudian menjadi Kremenjawa, eh Karimunjawa. Tiba di Karimunjawa, kami disambut supir bis yang telah siap mengantar ke homestay. Menurut saya antara homestay di Yogya dengan Krimunjawa lebih berseni di Yogya. Tiba di homestay kegiatan kami selanjutnya adalah bersih-bersih diri dan istirahat selagi menanti adzan magrib(buka puasa). Allahu Akbar . . Allahu Akbar . . kami segera menuju homestay seberang untuk berbuka. Di homestay ini si Adis menemukan fenomena unique. Sebagai psikolog dia menganalisa seorang anak yang jutek akibat menonton televisi tanpa dampingan orang tua. (bangga punya sepupu psikolog) Haha . . Fenomena anak jutek yang lebih terkonsentrasi pada televisi yang notabenenya menayangkan sinetron dan kisah-kisah fiktif ini juga telah kami temukan di homestay tempat kami menginap. Mereka sangat apatis dengan sapaan kami dan berbagai gurauan kami. Mereka hanya focus pada televise. (kacang . . kacang . .) hha . .
            Mengisi heningnya malam, kami berjalan-jalan ke alun-alun Karimunjawa. Di sepanjang jalan mayoritas permukiman yang ada dijadikan homestay, toko, dan tempat penyewaan diving and snokling tools. Berdasar observasi kami, permukiman di Karimunjawa rata-rata sama besar dan sama bagus serta bisa disimpulkan tidak ada kesenjangan di sini. Di samping itu mengenai relasi masyarakat sendiri dapat dikatakan berupa paguyupan yang mana masih bersifat kebatinan, akrab, permanen, dan non-formal. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan masyarakat yang sering nongkrong bareng di depan rumah. Tidak hanya satu-dua rumah tapi beberapa rumah. Hal ini juga dapat mempertegas bahwa di Karimunjawa sangat minim gap antar si kaya dan si miskin. Kemudian dapat kita prediksikan mengenai keamanan di Karimunjawa yang pastilah aman. Seperti fenomena yang ditemukan oleh Adis, yakni sebuah motor di Karimunjawa diparkirkan tidak hanya tidak dikunci stang tapi kuncinya saja tidak dicopot dari motor. (Awesome) Dan yang lebih mengasikkan di Karimunjawa tidak ada lampu merah. Jadi teringat gagasan Mufty akan kebebasan di mana tidak ada hukum yang mengatur semua tingkah kita, segalanya cukup dengan toleransi dan saling pengertian. Sempet shock saat gagasan Mufty melintas di kepala lalu gagasan itu terrealisasikan. Sebab penulis menilai gagasan itu sangat utopis, di mana hukum tercipta hanya dan hanya jika rakyat di tempat tersebut membutuhkan hukum, jadi ketika masyarakat itu benar-benar sudah aman, sejahtera, gemah limpah loh jinawi ya persentase terhapusnya hukum itu semakin besar. Tapi penulis mengira antara individu dengan individu lainnya pastilah memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda-beda, yang jadi masalah adalah memanagement antar kepentingan-kepentingan tersebut. Apakah bisa tanpa hukum semua menjadi teratur? Hemm... Sepertinya penulis perlu penilaian baru, tidak hanya dalam memahami fakta tapi juga dalam menentukan tujuan.
            Setelah puas berjalan-jalan, kami kembali ke homestay dan melanjutkan kegiatan tadarus. Mengenai keagamaan di Karimunjawa masih sangat kental. Mungkin konklusi ini dapat kita pilih ketika kita bandingkan dengan lokasi wisata yang sekriteria dengan Karimunjawa, seperti Bali. Di Karimunjawa partisipasi masyarakat mengenai peribadatan sangat militan. Mengingat juga lokasi Karimunjawa yang masih dekat dengan Jepara dan Demak yang kental akan Islam priyayinya. Dan mengingat juga sejarah dari Pulau Karimunjawa snediri.
            Paginya karena ada beberapa miskomunikasi dengan guide kami. Maka kami tidak mendapat sahur. (hufft . .) Kami pun memutuskan kembali tidur. Kemudian saya disadarkan kembali oleh Adis dan Mbak Grace, segera saya mempersiapkan diri untuk kegiatan selanjutnya, yakni snorkling. Di pagi ini kami tersadar akan ketidakberadaan listrik di Karimunjawa. Kata Ibu homestay listrik mengalir pukul 18.00-06.00. Yah, pernyataan dari Om Sigit tereksekusi nih . . hhe . . Jam 08.00 kami dijemput guide kriwil kami. Menuju ke dermaga dan tekketekketekkketekk . . Kapal kami melaju menuju Pulau Menjangan Kecil. Awalnya masih ribet sendiri dengan perlengkapan kami. Kemudian mulai enjoy dan snorkeling jauh-jauh, hingga salah satu guide menghampiri dan berkata, “Jangan jauh-jauh Mbak . .” (Maaf saya hiperfantasy hingga tidak sadar terlalu jauh bersnorkling) Diseret deh sama Bang guide. Haha . . Selanjutnya menuju pojok Pulau Karimunjawa. Di sini yang spesial pohon kelapa miringnya. . Mulai lah kami sunbath tanpa sadar. .hheerrrrr . . Setelah berfoto-foto dan kulit mendadak kusam kami cuss lagi ke Spot Gosong. Di spot gosong kegiatan kami ber-snorkling lagi. Tapi saying si Adis dan Mbak Grace tidak turut bercengkrama dengan ikan-ikan. Si Adis beralasan ombaknya terlalu besar, sedang Mbak grace sendiri mabuk. Jadilah saya ber-snorkling sendiri. Tujuan berikutnya Pulau Cemara Besar, sepertinya tidak begitu menggosongkan karena kami tiba di Pulau Cemara Besar ketika matahari hampir terbenam, justru gosong ketika di perjalanan dari pojok Pulau Karimunjawa ke Pulau Cemara Besar dengan goyangan-goyangan ombak . . yang menimbulkan efek mual pada Mbak Grace dan saya. Haha . . Di Pulau Cemara Besar Mbak Grace tersungkur di kapal tak ada sedikit pun minat untuk menikmati Pulau Cemara Besar. Saya sendiri juga mual tapi lebih memilih turun ke Pulau Cemara Besar dengan Adis dibanding pasrah bersama kapal yang terhuyung-huyung oleh ombak. Di Pulau Cemara Besar, angin semakin mengancam saya untuk menggila. (Diiiiiiinggiiiiinn banget euy) so saya pilih pecicilan kesana-kesini mengeksplorasi Pulau Cemara Besar yang menurut pengukuran saya hanya bekisar 24x30m, mungkin kalau kita cari di google map tidak terdeteksi. Hhe . . Ketika saya sibuk pecicilan, saya tersadarkan si Adis tengah sibuk mbribik dengan salah satu guide. Buahaha . . Tapi dari mbribikan si Adis, kami jadi dapat info yang cukup krusial, seperti keberadaan institusi pendidikan serta suku yang ada di Karimunjawa, ya kendatipun itu juga bisa dicari di google tapi itu sebagai pengklarifikasian di lapangan. Hhe . . Beberapa waktu kemudian tubuh saya lumayan menghangat, saya pun telah menemukan excellent object untuk diajak foto bersama, yakni bintang laut yang besar dan indah. Tadinya sempet nemu ikan pari tapi ikan parinya pemalu jadi menjauhkan diri dari ku. Haha. . Saat guide kriwil datang, kami pun meminta untuk difoto dengan istana pasir serta bintang laut.
            Setelah dari Pulau Gosong, kami kembali ke homestay. Tiba di Pulau Karimunjawa tepat adzan magrib, kami pun memilih warung siomay untuk berbuka. Di warung siomay ketemu guide kriwil, sempat terjadi pertikaian kecil antara Adis dan guide kriwil. Hha . . Si Mbak Grace yang sejak pagi tidak sahur dan di kapal muntah-muntah jadi tidak bisa menerima makanan. (hikz) Sampai di homestay, bersih-bersih, ibadah, dan istirahat.
            Hari ke-3, kami telah sahur di alun-alun, ini kesekian kalinya kami tidak mendapat fasilitas konsumsi dari agent. (selalu berusaha mengikhlaskan) Kapal kami mengawali perjalanan menuju penangkaran hiu. Di sini kami bertemu dengan agent Paklek yang di jepara. Hhe . . Di penagkaran hiu, Mbak Grace dan Adis tidak ikut bercengkrama dengan hiu-hiu. Setelah semua merasa telah dapat menjinakan hiu. Kami bergegas pindah lokasi ke berikutnya. Di Pulau Sepanjang, jujur saya sudah capai dan jenuh. Pecicilan saya pun kambuh. Ketika kami benar-benar telah hitam, kami segera pindah lokasi untuk bersnorkling. Di sini kami foto under water. Dan salah satu dari snorkel ada yang hilang. Lalu kami diwajibkan patungan untuk mengganti snorkel tersebut. (sebel) Selama bersnorkel saya mencoba menikamati dan menyelam hingga dasar laut. Sub’hanallah, warna-warni ikan dan aneka terumbu karang begitu indah. Satu kalimat untuk Bangsa Indonesia, “Maka nikmat Tuhan mu yg manakah yang kau dustakan?” Lalu ke sebuah pulau yang saya kira hanya berukuran 25x7m. Setelah foto bersama kami pun kembali ke homestay, mempersiapkan perjalanan pulang. Dan kisah berikutnya hanya monoton dan mengesalkan karena guide kriwil jadi saya lewatkan saja.
            Sudah bisa mengambil hikmah hilangnya bukan? Coba sebutkan apa saja? Haha . . Hanya yang menghayati yang bisa jawab.

Rabu, 11 Juli 2012

Speak Up


Seseorang akan melakukan sebuah dialog ketika ia merendahkan diri dalam artian tidak merasa lebih tinggi atau rendah dari yang lain, adanya sebuah cinta, keyakinan, dan harapan pada pihak kedua . . 

Ciptakan sebuah dialog karena ketika suatu interaksi tanpa dialog ialah sebuah kebisuan yang mana mengkonstruksikan individu sebagai benda mati. Menghambat kreativitas individu tersebut. Indikasi seseorang menciptakan benda mati ialah ketika ia berusaha menaklukan, memecah belah, memanipulasi, serta menyerang kebudayaan oposisinya. 
 
Yang perlu ditekankan ialah semua perlu dialog sebagai proses timbal-balik, begitu pula seorang penguasa ia perlu berdialog dengan rakyatnya untuk meraih sinergisitas, dari dialog tersebut pun akan  menciptakan suatu kepahaman bersama mengenai keseluruhan baik dari sisi rakyat maupun penguasa. 
 
Let’s share together . . 

Selasa, 03 Juli 2012

Usia 14 tahun, menurut ku usia yang sudah cukup mapan bagi seseorang dalam menilai baik dan buruk. Di usia ini pun aku putuskan untuk mencari jati diri ku tanpa terpengaruh oleh kondisi sekitar. Kendati jati diri terbentuk dan telah melekat pada individu sejak individu tersebut lahir (tidak perlu dicari), dalam artian saya berusaha menentukan segala sesuatu menurut keyakinan saya dan sering kali mengabaikan larangan dari orang lain seperti Orang Tua. Tak jarang saya menjerumuskan diri pada hal yang sebelumnya tidak pernah saya sentuh bahkan saya lirik dikarenakan warning-warning dari Orang Tua.

Baiklah setelah mengarungi beberapa proses kehidupan . . Termasuk pengalienasian diri dari hiruk pikuk kehidupan yang menuntutku untuk terus kerja yang berorientasi uang dan berujung pada kefanaan . . Hingga belajar pada orang yang ahli dalam berbagai bidang . . Di samping sikap liberal ku dengan berbagai fantasiku. Di sini saya mencoba objektif, dalam menjalani semua proses kehidupan, saya memosisikan diri pada keobjektifan, yang mana tidak memihak pada salah satu pihak. Saya belajar ke semua madzab.

Sekarang telah sampai pada kepahaman dan kepastian bahwa Tuhan itu ada . . Ya saya yakin Tuhan itu ada . . Tapi Tuhan apa? Tuhan yang bagaimana? Apakah Tuhan yang diciptakan? Atau Tuhan yang menciptakan dan diciptakan? Atau Tuhan yang menciptakan dan tidak memiliki batasan? Keraguanku pada Tuhan yang diciptakan, ketika aku gelisah dan memohon pada Tuhan buatanku. Apa yang terjadi? Dia membisu dan dia pun mudah untuk ku hancurkan. Lalu aku buat lagi Tuhan, yang kemudian terpikirkan, bagaimana bisa Tuhan yang aku ciptakan bisa menciptakan aku? Sedang dia sendiri aku buat dan hanya membisu ketika aku menangis dihadapannya. Lalu Tuhan yang menciptakan dan tak memiliki batas. Ya, konsep ini begitu abstrak. Tapi aku yakin Tuhan ku memiliki definisi yang jelas mengenai Dirinya, yang patut aku sembah dan yang telah menciptakan aku. Tuhan yang tak memiliki batas, penguasa seluruh alam. Dia tak dapat digambar, hanya memiliki berbagai sifat yang bila ku mengingatnya akan menenangkan hati, menguatkan hati, mencintai, menyadarkan diri, meyakini-Nya, dan mengharapkan-Nya. Dialah Allah.

Tuhan ku hanya Allah SWT. Keyakinanku pada Allah memiliki konsekuensi untuk meyakini firman-Nya (Al-Quran), Rasul utusan-Nya, malaikat, Qada dan Qadar, serta hari akhir. Ini yang telah ditanamkan beberapa tokoh yang mengisi kehidupanku. Sekarang pun saya dengan tegas meyakininya.

Munculah kata "Agama", apakah agama itu? Banyak orang mengatakan bahwa agama adalah hasil kebudayaan, kebudayaan yang dapat berubah terus-menerus seiring perkembangan zaman. Yang kemudian dikatakan keberadaan agama itu hanyalah peradaban usang, kini seiring perkembangan teknologi dan informasi agama tidak diperlukan lagi. Agama harus dimusnahkan. Apakah definisi agama itu dapat dikontekskan pada Agama Islam? Islam hanyalah hasil kebudayaan, kebudayaan dari manusia-manusia, termasuk Al-Quran. Al-Quran dianggap hanyalah ciptaan manusia (Muhammad SAW), termasuk malaikat, Qada dan Qadar, serta hari kiamat. Semua hanya retorika manusia.

Setelah saya renungkan, bagaimana dengan, 
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
 Dan jika kalian (tetap) dalam keraguan atas apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad)—yaitu al-Qur'an—maka buatlah satu surat (saja) yang semisal dengannya dan ajaklah ahli-ahli kalian selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar. (QS: Al-Baqarah (2) : 23)

Ini merupakan segel dari Al-Quran yang akan kekal hingga akhir zaman. Al-Quran ini suci, murni firman Allah SWT. Dan teruslah mengkaji Al-Quran yang jutaan manusia telah mengakui, bahwa bahasa Al-Quran adalah bahasa paling indah. Kendati pun kita beragama Islam jangan hanya karena keindahan Bahasa Arab.

Yang akan saya bahas selanjutnya adalah keyakinan pada Qada dan Qadar. Secara singkat Qada adalah rencana Allah SWT. sejak zaman azali, sedang Qadar adalah pelaksanaannya. Yang sering terjadi kesalahan ialah ketika seseorang mengatakan Qada dan Qadar adalah takdir yang memang telah dituliskan Allah SWT. pada hambanya, yang mana berimplikasi pada sikap individu yang pasif dan tidak mau memperjuangkan hidupnya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman: lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)
2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya. 

 Dari ulasan di atas jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.

Jadi ketika kita lahir pada keluarga yang bermasalah ya disyukuri aja. Mungkin itu adalah yang terbaik untuk kita dan dengan mensyukuri kita akan lebih tenang dan awet muda. Dan hidup adalah pilihan yang setiap pilihan memiliki konsekuensi.

Senin, 25 Juni 2012

Kehidupan . . Hidup . . Penghidupan . . Terhidupkan . . Menghidupkan . .
Kematian . . Mati . . Pematian . . Termatikan . . Mematikan . .
Hidup dan mati . . Dua keadaan yang pasti kita alami . . Kapan? Pertanyaan ini yang selalu muncul di pikiran saya. Sebelumnya, ada tanda tanya lain di kepala. Dari mana saya? Siapa saya? Untuk apa ada saya? Lalu esok mau ke mana? Setelah mati ada apa? Ouh stop . . But . . Tolong bantu menjawab. .
  1. Kapan? (misteri/dapat kita tentukan? Seperti kita bunuh diri? Tapi apakah detik dan hari sebelumnya kita tahu bahwa detik itu kita akan bunuh diri?)
  2. Dari mana kita? (Dari hasil perbuatan manusia, apakah hanya itu? Bagaimana dengan keguguran? Mengapa bisa terjadi, sedang sang Ibu tak melakukan segala sesuatu yang membahayakan si janin? Ya, menurut hasil penelitian dan penemuan, kita berawal dari air mani, air yang menjijikan yang seharusnya dibuang dan tanpa sel telur dari ibu dia tak ada gunanya, namun ketika bertemu dengan sel telur, bagaimana bisa dia melakukan step-step pembentukan janin? Apakah ada sistem komputer di antara sel telur dan sperma, sehingga proyek pembuatan janin tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa koordinasi dari kita? Mengapa kita tidak merasakan sesuatu atau ikut berpikir ketika sperma dan sel telur tersebut sedang mendesign janin? Mengapa mereka dapat berjalan sendiri?)
  3. Siapa kita? (Manusia, ya manusia sendiri apa? Kombinasi antara jasad dan roh . . Lalu apa perbedaan saya dengan tumbuhan atau binatang lain? akal. Untuk apa akal? Untuk membumi hanguskan alam kah? Mungkin kah kita bisa? Mengapa membumi hanguskan alam, sedang kita sendiri butuh alam? Apakah kita bosan dengan alam?)
  4. Untuk apa saya ada di bumi? (Banyak manusia-manusia lain yang jauh lebih pandai/bodoh untuk memimpin negara ini, banyak manusia-manusia pandai/bodoh untuk merusak alam semsta ini . . Lalu apa guna saya, seorang individu kecil dan sangat-sangat kecil, lemah, renta, tak berdaya? Masih ada kah yang dapat saya kerjakan?)
  5. Esok mau ke mana? (Hari ini saya hanya pergi ke kampus, esok saya juga ke kampus, terus sepanjang hari, tapi apa iya besok saya masih hidup? Bila esok saya mati, apa guna ke kampus, yang pada umumnya untuk mencari pekerjaan, sedang saya esok akan mati sebelum mendapat pekerjaan? Apa guna ke kampus, yang pada umumnya untuk mendapatkan nilai, sedang esok saya masih UAS dan penilaian masih beberapa hari lagi?)
  6. Setelah mati ada apa? ( Apakah tidak ada hal lain selain tidur panjang? Apakah hal ini adil? Ibaratnya sebuah seminar, di mana peserta ada yang pro dan ada yang kontra, namun tiba-tiba fasilitator mencukupkan seminar tersebut di saat pihak kontra belum berargumen, apakah adil? Dimensi apa yang akan saya jalani berikutnya setelah mati? Reinkarnasi kah? Yang terus dan terus tak berujung atau memiliki ujung dengan menjadi Tuhan? Apakah bisa? Bagaimana bukti-bukti yag telah terkuak saat ini?)
*Kontemplasi to be continued

Selasa, 12 Juni 2012


Terlalu dangkal ketika kau marah dengan seseorang tanpa tahu kondisi detail orang tersebut. Suatu kisah tentang Petani yang memiliki bayi dan peliharaan tupai. Seperti rutinitas biasanya, petani berpamitan pergi ke ladang dan menitipkan bayinya pada sang tupai. Tupai yang amanah pun menjaga bayi petani dengan penuh kasih sayang. Lalu datanglah seekor macan yang hendak menerkam si bayi. Menyadari hal itu si tupai segera melindungi bayi petani. Dengan berbagai perlawanan si tupai tergigit taring macan, tercakar kuku macan, hingga darah pun berderai-derai di tubuh tupai, tupai pun tak berdaya lagi untuk menjaga si bayi. Kemudian si macan dengan ganasnya menerkam si bayi. Bayi pun mati.
Hari menjelang malam, petani pulang dari ladang. Betapa terkejutnya melihat tubuh bayi yang mati penuh darah di samping tupai yang sedang membersihkan tubuhnya dari noktah-noktah darah. Amarah petani pun meluap-luap dan ingin membalas si tupai yang dianggap telah membunuh si bayi, dengan membawa golok, petani berusaha membunuh si tupai. Si tupai dengan tubuhnya yang limbung berusaha menghindar dan menjelaaskan bahwa yang membunuh bukan dirinya. Namun si Petani tak percaya sebab telah ada bukti darah di tubuh tupai. Di akhir cerita si tupai pun mati dibunuh petani.
Setelah membunuh tupai, si petani hendak mengubur bayinya dan membuang bangkai tupai. Beberapa langkah dari rumah ia bertemu dengan macan yang membawa potongan tangan si bayi dan di tubuhnya juga terdapat noktah-noktah darah. Barulah si Petani sadar bahwa tupai tak bersalah.
Bagaimana?
Grave diatas cukup signifikan bukan, untuk menggambarkan betapa pentingnya kesabaran. Karena jika sedikit saja salah menilai kita bisa membunuh seseorang yang tak berdosa. Atau mulut mu harimau mu.

Jumat, 08 Juni 2012

Malam ini terdengar isakan tangis . . Isakan tangis dari seorang yang merasa teraniaya selama hidupnya. Ini kali pertama ia menangis di hadapan ku. Mungkin malam ini adalah malam puncak hasrat hidupnya. Dan esok pagi ia tak punya keinginan untuk merasakan segala sesuatu terkhusus cinta.
Peristiwa kontras terjadi beberapa hari lalu, teman saya berdoa agar segera menikah. Lalu teman yang lain pun mengamininya dan ikut berdoa agar segera menikah juga. Tapi ada beberapa teman yang menyangga, "Iih, kug nikah muda. . Cari kerja dulu lah . ." Yang lain pun menambahkan, "Lebih baik nikah, dari pada pacaran." Lalu hening dan tiba-tiba syaraf otak saya mengencang dan berputar-putar menyongsong lamunan panjang. Karena pusing, saya putuskan untuk berpamitan dengan teman-teman dan berjabat tangan. Namun satu dari teman saya bertanya, "Gapety kapan nikah?" Saya pun menjawab, "Saya tidak menikah. Hahaha . . Dosa ya?" Beberapa teman yang mungkin kaget hanya terdiam. Sedang teman yang sudah peka reflek mengamini. (Aamiin)
Cinta . .
Mungkin itu entry point-nya . .
Sulit mendefinisikan cinta . . Dan saya salut dengan para filsuf yang mampu mendefinisikan cinta dengan berbagai ekspresi, baik film, musik, drama, lukisan, puisi, hingga kalimat gombal.
Apakah cinta itu indah? Apakah cinta itu buruk? Kenapa harus ada cinta?
Kita tahu cinta bisa menstimulan orang untuk bahagia. Cinta juga bisa merangsang orang untuk berduka. Apa cinta itu? Mungkinkah cinta itu untuk berinteraksi dengan orang? Adanya sebuah kepentingan ekonomi, dan politik dapat menjadi motive seseorang untuk berinteraksi. Jadi apa guna cinta itu?
Setelah saya ketahui mereka yang ingin menikah karena cinta. Dibalik itu, mereka ingin lindungan dari seseorang. Mereka ingin jasanya dibalas. Mereka ingin menghindari stigma masyarakat akan perawan tua. Apa itu cinta?