Minggu, 25 Desember 2011

Afwan Ya Ukhti...


Sabtu, 24 Desember 2011, Alhamdulillah, Allah SWT. memberi kesempatan pada saya untuk menjadi pemateri dalam sebuah kajian yang betemakan “Tanpa HAM, Pasti Bisa”. Beberapa hari sebelum kajian diselenggarakan saya telah diberi TOR yang dapat saya jadikan pedoman. Namun karena agenda yang padat TOR tersebut baru saya baca malam sebelum kajian tersebut diadakan. Ketika awal saya membawa TOR tersebut tertuliskan tema “Tanpa HAM, Pasti Bisa!” Sub’hanallah, menggelitik sekali tema ini. Perlu berkeliling dunia untuk mendapat inspirasi dan memutar fikiran. Umumnya manusia di dunia ini selalu menuntut adanya HAM, namun di tema ini justru sebaliknya.
Sangat sulit memutuskan, teori apa yang harus saya gunakan dikarenakan tidak ada kejelasan mengenai audience yang akan saya hadapi besok (Sabtu, 24 Desember 2011,-red). Entah partai apa mereka? Berapa usia mereka? Atau bagaimana tingkat emosi mereka? Dengan membaca Tasbih, sedikit demi sedikit muncul beberapa gagasan yang mungkin dapat menetralkan segala kemungkinan yang akan terjadi besok.
Dari tema “Tanpa HAM, Pasti Bisa”, saya memperoleh intuisi bahwa tema tersebut tendensi untuk kontra dengan HAM, maka saya mengambil teori konflik. Namun sebelum menganalisis kasus tersebut saya mencoba untuk memaparkan sejarah HAM di Indonesia, implementasi dan implikasinya  selama ini. Setelahnya baru saya bedah dengan teori konflik.
Di hari H, semua begitu terguncang dan kenetralan saya nampaknya berhasil. Namun kenetralan saya inilah yang justru menjerumuskan saya pada jurang perdebatan yang mempertontonkan kemoderatan saya. Sedangkan audience di hadapan saya mayoritas kaum radikal yang mana saya sadari dipertengahan kajian. Dag-dig-dug timbul-tenggelam.. Bahkan beberapa audience pun ada yang hilang simpatik dengan saya. Bersyukur saya tidak dihujat terang-terangan di mimbar saya yang jelas di ruang publik.
Alhamdulillah, dengan sebuah ketenangan saya dapat membaca kondisi dan pindah haluan untuk menyesuaikan diri dengan beberapa konteks, dan beberapa pertanyaan pun telah terjawab dengan sudut pandang saya (FISIPOL,-red). Sub’hanallah, benar-benar pengalaman yang Fantastis. Di akhir kajian saya mengevaluasi diri sendiri dan merangkai sebuah pertanyaan yakni, Siapa saya? Pemateri atau pihak terdakwa? Hehehe… Untuk ke depannya mungkin perlu sebuah TOR yang lebih mendetail, tidak kerja dadakan, berfikir lebih cepat. Untuk Ukhti yang telah mengapresiasi dan memberi waktu kepada saya jazakumullah khairan, afwan untuk segala kesalahan dan saya akui ilmu saya yang masih rendah. J

Rabu, 21 Desember 2011

My Mom


Awal ku melihat...
Kau kenalkan aku akan kehidupan..
Awal ku mendengar.
Kau bisikan aku semua makna..
Awal ku berkata..
Kau ajarkan aku menebar tawa..
Awal ku berjalan..
Kau ajak aku untuk berkarya..

Semua begitu Indah..
Hingga ku sadar..
Kau adalah Super Mom..

By: Gaiety Sabilla Aiska

Selasa, 20 Desember 2011

Impossible


It is just about me and my belief..
When my lecturer said, Agama adalah sistem keyakinan dan tindakan yang berkaitan dengan manusia dan supranatural.. Agama sendiri ada karena ketidak berdayaan, ketidakpastian, dan kelangkaan..
Sadarkah definisi di atas mengkerdilkan pikiran kita...
Seolah-olah hidup hanya sekali..
Mungkin ini yang merangsang manusia menjadi agresif, anarkis, hingga radikal.. Di mana mereka melupkan posisi pihak lain, saling menyikut, dan menghujat..
Bukankah setelah kematian masih ada kehidupan berikutnya yang kekal... *tidak diterangkan
Agama ada tidak hanya karena ketidakpastian, ketidak berdayaan, dan kelangkaan di dunia, tapi Agama sangat krusial eksistensinya.. Adanya surga dan neraka mungkin merupakan sebagian indikator yang terlupakan..
Di mana dengan  ketidakpastian, ketidak berdayaan, dan kelangkaan yang ada di dunia dapat ditoleransi dengan sabar dan di atasi dengan kepala dingin sehingga dapat tercapai kebahagian di kehidupan akhir, yakni surga.
Sedangkan dalam pemaparan di kelas hanya terfokus pada kehidupan yang ada di bumi..
Cukup cerdik dalam berdakwah..
Cukup menguji...
Luar biasa bila tersadarkan..
Sayang tidak tercerahkan..
Padahal sudah dekat dan jelas..

Minggu, 18 Desember 2011

Menjijikan

Saat terpilih tanpa menyambut dengan Basmallah..
Selama bekerja melupakan kondisi orang lain..
Ketika evaluasi dan diri tetap tak sadar kesalahan.. 
"Menjijikan" 
Cukup bosan dengan topeng itu...
Bukankah jujur itu hebat?
Bukankah sederhana itu istimewa?
Tidakkah berani tanggung jawab itu mempesona?
Salahkah untuk berendah hati walau cerdas dan pintar?

Minggu, 11 Desember 2011

Patut Kah...


Hai kelapa yang selalu menjulang tinggi hingga tak mampu melihat ku yang mungil... Mungkin inilah penyebab kau jarang menyapa ku dan membalas sapaan ku.. Tapi banyak kawan kita si Bapak-Ibu semut, belalang, jangkrik, kepik, kupu-kupu, kumbang, yang justru menganggap kita sama. Sabarlah kelapa, ku tahu apa yang kau rasa. Marilah saling toleransi.
Sadarlah kelapa, kau dan aku memiliki kelemahan dan kelebihan... Kau seharusnya berendah hati dengan kesempurnaan mu, karena kesempurnaan mu dengan tubuh yang menjulang tinggi kau akan sering terhempas angin yang dapat merobohkan mu, atau dengan buah kelapa segar mu yang dapat mencelakakan orang ketika berjalan dibawah mu.
Sedangkan aku si rumput kusam, berhak untuk bangga dengan tubuh pendek agar sapi dapat dengan mudah menjangkau ku dan melahap ku hingga dia gemuk dan dapat menjadi hewan Qurban.
Jadikan perbedaan kita kumpulan elemen yang menciptakan uranium, bukan pertikaian.

Senin, 24 Oktober 2011

Seminar Kepemudaan

Dalam beberapa menit menjadi notulensi, ada paparan yang cukup kontroversial bagi saya. Ketika sang pembicara mengatakan, Indonesia kini sudah cukup lumayan maju, khususnya pada sisi SDM (Sumber Daya Manusia). Pertanyaan awal yang terpikir adalah, pertanyaan tertutup yang cukup dijawab dengan ya atau tidak. Yang kedua dilihat dari segi apa? Segi tiga? Segi empat? Atau segi lima? Atau bahkan segi dua? Hehe..
Pembicara mendetailkan keterangannya dengan indikator-indikator akan kemajuan SDM Indonesia, yakni semakin banyaknya lulusan kami yang diterima kerja di Singapura. Yang jadi pertanyaan sekarang kerja di Singapura itu sebagai apa? Apa benar mereka mendapati posisi tinggi dalam pekerjaannya? Atau mungkin hanya sebagai cleaning service.. Hemm.. (Sulit untuk tersenyum) Namun jika benar mereka mendapat posisi tinggi di Singapura, justru inilah indikator pasti yang membuat Indonesia sulit menjadi negara maju, dikarenakan seluruh SDM yang bermutu telah berpindah ke Singapura. Dalam arti Indonesia belum dapat memberdayakan SDM milik sendiri. SDM yang bermutu milik mereka telah dimanfaatkan oleh negara lain, sedangkan negara sendiri tetap terbelakang dan dicampakkan. Sabar, Subur, Sebar..

Rabu, 03 Agustus 2011

Menyewakan Modem


Hubungi:
Abil 081227144577

Menyewakan Peralatan Anak Skater

Skate board kuning, keren, tdk ada patahan atau cuilan.
Sepatu Roda biru-silver, keren, masih baru, tidak lecet, mulus...
Hubungi: 
Abil 081227144577

Selasa, 02 Agustus 2011

Menyewakan Perlengkapan Kemah

 Matras 2 meter, tak berlubang, bersih, harum, tak bervirus...

 Nasting silinder, lengkap, bersih, harum, tak bervirus...
 Sleeping bag 2,5 meter, tak berlubang, bersih, harum, tak bervirus
Tas ransel  2 kg, kuat, bersih, harum, tak bevirus..

Hubungi:                  
Abil 081227144577

Sabtu, 30 Juli 2011

Smile in Community of Malioboro




Just like a dream, beside you in this time. Looking for musicaly of grass root. There are many people have a big Nasionalisme dan Patriotisme acceptly me.

Rabu, 20 Juli 2011

X-Banner

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
(ndengaren salam...)
Hei-heiii...
(ketawa dulu dweh,,)
Khyakakaka...
(Bersyukur dulu dech,,)
Alhamdulillahirabbil'alamin..
I'm Finish..
Inspirator yang tanpa sadar menginspirasi...
Thank's..
Please don't leave me.,
(meye-meye..alay...melankolis...ndesit...)

Selasa, 19 Juli 2011

Liburan Galau


Inspirasi yang tak kunjung datang...
Yakin sekali ini mudah...
Mudah untuk melamun dan tertidur..
Astag'firullah...
Mohon maaf untuk semua dari saya..
Tidak ada yang spesial...
Dan terindikasi dengan tak ada komen...
Banyak simpati yang terabaikan...
Ya Rabb bagaimana kelanjutan na?
(Heii cepat bikin X banner n Stiker Gaiety...buat g ea...buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, g, buat, "g buat" hhhe.....)
to be continued...

Jumat, 15 Juli 2011


Liburan semester dua yang sibuk, penat, tapi hampa...
Jadi gambar pangeran.. Tapi kok abstrak, kok aneh, kok lebay,..
Mungkin ini awal mula terbentuknya karakter antagonis yang melawan sang hero..
Perusakan citra pangeran.. Maaf sengaja..

Kamis, 30 Juni 2011

NDANGNDUNG



          Mengapa title di atas NDANGNDUNG? Simak saja kisah berikut ini.
                Senin dan Selasa, 27-28 Juni 2011, PUSPALA (PUSpanegara PecintA aLAm) menciptakan sebuah event super sekali.. Apakah itu? Yaitu pendakian ke Gunung Lawu… Hyasyiiik… Info tersebut saya dapat dari sister Bekicot sehari sebelum kegitan, spontan saya ambil jurus seribu kancing untuk memutuskan, saya ikut atau tidak (kapan selesainya?). Dan saya pun memutuskan bersedia ikut. Sore itu juga saya ikut briefing ke SMA N 5 Yogyakarta. Saat briefing mendapat list barang yang harus dibawa dan merembuk cara agar kami sampai di kaki Gunung Lawu, termasuk alat transportasi, letak dan waktu bertemu. Kesepakatan akhir yang bukan berarti pasti ialah kumpul di SMA N 5 Yogyakarta jam 07.00 No Ngaret, langsung berangkat ke Stasiun Lempuyangan lalu turun di Stasiun Balapan, dilanjut naik bis ke kaki Gunung Lawu.
                Usai briefing, capcus go home and prepare everything I need to climbing.. Maknyuss.. Dapat SMS revisi ke kaki Gunung lawu dengan mobil kumpul jam 08.00 No Ngaret.. Tidur..
                07.00 sudah siap di SMA N 5 Yogyakarta setelah diantar Mama. Bingung ada banyak orang di dalam. Owh ternyata da Pendaftaran Siswa Baru. Pindah lokasi tunggu di WTS. Seiring berjalannya waktu, teman-teman berdatangan. 09.05 sang pelaku utama belum datang dan mobil yang dijanjikan jam 08.00 belum tiba. Perut ku ikut bergejolak. 10.19 sak kabehaning puji niku kagungan ipun Gusti Allah, sang pelaku utama Mas Aan datang. Beuh nunggu tiga jam lebih, sungguh memalukan.. Polosnya aku tidak memprediksikan sebelumnya. Naikin beban ke mobil. Berangkat.
                Sempat lihat orang panen lele di tengah jalan. Hhe.. Maksudnya ada banyak lele orang yang jatuh di tengah jalan.. Dalam perjalanan kami menghidupkan radio.. Ada sebuah lagu yang menarik dan lyric yang sempat saya rekam “Pagi hari ndangndung, siang hari ndangndung, malam hari ndangndung, pokok e ndangndung” (dengan irama rap), sejak inilah saudara-saudara PUSPALA jadi demam ndangndung. Entah apa itu ndangndung. 13.30 iso (Istirahat dan sholat) di Masjid Ash Shodiq kota Solo. Pemandangan di perjalanan dekat Drojokan Sewu, Sub’hanallah, keren abiezz.. Ada banyak kebun dan rumah beratap seng. Bekicot dan aku mengomentari. Suhu disini mulai segar dan dingin sedikit demi sedikit masuk ke ruang hangat mobil.
15.13 sampai diparkiran, istirahat, ambil nafas, senam ringan (pemanasan). 15.39 makan (isi bahan bakar), kami mnyeragamkan menu, yakni soto dan the hangat. Usai makan, kami mengeluarkan barang pendakian dan ke toilet. 17.19 pendakian di awali berdoa dan instruksi dari Mas Afif dan memastikan anggota kami ada 16 orang. 17.25 bertemu dengan basecamp club lain. Sejauh ini pemandangan di dominasi cemara dan medan lumayan terjal dengan alas batu. 17.45 medan berubah menjadi pasir yang didampingi rerumputan tapi landai, ditemukan banyak bangkai pohon. Kata sesepuh, pernah terjadi kebakaran disini. Perjalanan tetap landai dan dijumpai beberapa rintangan pohon yang besar tumbang. Mencoba membantu Bekicot membawakan tenda. Mungkin tenda itu ringan tapi efeknya tetep signifikan. Huft.. Dek Nisa menawarkan bantuan dan aku dengan senang hati menerimanya. (Say thank so much) Beban tenda sudah dialokasikan. Beberapa langkah setelah beban itu pindah dari tiga orang. Saya mencoba toleransi kembali untuk membawanya, tenda benar-benar berefek pada kecepatan langkah saya. Sabar kawan-kawan yang membawa tenda. Di perjalanan mencoba berdampingan dengan sister Bekicot tapi kami berbeda, dan saya lebih dulu disbanding bekicot. 22.47 medan yang sangat terjal dengan bebatuan besar-besar yang harus didaki membuat ku untuk beristirahat lama sambil menunggu my sister Bekicot. Saat istirahat ada kabar anggota kami ada yang mendem. Pingin ikut menolong dan berempati tapi raga ini sungguh tak sanggup lagi. Hellheeerrr… Temen-temen saling memotivasi. Bahkan si bekicot pun sampai nyanyi-nyanyi “We are the champion” di lanjut kata motivasi “Aku harus buktikan, bahwa tidak semua bekicot itu lambat” hyahaha.. Kalau banyak kata sudah basi, para sesepuh selalu bilang “iki bonus ki..” atau “Pokok e ndangndung” Cukup membangun semangat kepuncak. 23.29 Mas Afif sang ketua  menginstruksikan untuk qq(berhenti) dan mendirikan tenda. Namun Mas Aan memotivasi kami untuk lebih semangat lagi karena pos akhir yakni pos lima sudah kelihatan tinggal beberapa langkah lagi. Sambil menunggu yang lain istirahat sebentar sambil menatap langit yang Sub’hanallah.. di atas banyak bintang yang menemani pendakian kami. Something can’t described.. fantastic.. excotic.. campur jadi gado-gado.. Melanjutkan perjalanan kembali aku dapat berdampingan dengan Bekicot. Dia mencoba berjalan kebelakang.. dan saat itu pemandangan tampak berkelap-kelip lampu kota, bagian atas pun berkelap-kelip bintang.. Atas-bawah seperti reflection.
00.11 sak kabehaning puji niku kagungan ipun Gusti Allah, kami sampai di pos 5. Langsung bangun tenda dan masak. Beberpa teman yang lain karena kondisi kurang mendukung memilih untuk tidur. Saya dan Bekicot masak dengan tubuh bergoyang bergaji (menggigil). Masakan matang, kami makan bersama dekat api unggun yang mungil. 02.08 tidur.
Suhu di gunung benar-benar yahuuuud.. 05.06 sadar kembali, kaki tangan sudah beku tapi tetap merasakan dingin yang menusuk tulang dan sum-sum. Si Bekicot menyuruh aku untuk pindah ke tengah biar dapat hangatnya teman-teman. Aku mencoba patuhi. Tapi aku sadar Bekicot juga menggigil jadi aku keluar dari krumunan Herlina, Mbak Nisa dan Dhe Anisa, mengembalikan posisi Bekicot dan mencoba menggerakan badan untuk memanaskan tubuh. Suhu ini sungguh ekstrem. Cuma bisa Dzikir… Mentari pun sedikit demi sedikit menghilangkan dingin yang nakal ini. 06.25 semua telah bangun dan segera packing, sebagian dari kami masak nasi. Nasi belum matang para sesepuh sudah mengajak ke puncak yang jaraknya kurang lebih 3 km. 07.16 kami sampai di puncak. Sub’hanallah, da 5 puncak yang nampak dari sini. Kami foto-foto dan balik ke basecamp untuk kembali turun.
10.14 kami siap turun diawali dengan makan roti dari Mas Oksa. Hore aku dapat banyak… Ketika turun baru sadar kalau pemandangan perjalanan tadi malam sungguh menawan ketika di pagi hari.. Banyak tebing curam dengan berbagai tanaman. Tapi suhu tetap dingin seperti di freezer. Kabut juga mendampingi kami. Ada burung juga ikut meramaikan suasana. Bintang dan lampu kota yang indah tadi malam diganti dengan Indahnya pepohonan. Perjalanan pulang tidak kalah sulit dengan pendakian. Kami harus menahan beban dengan kaki. Terkadang kaki kami sering terpeleset. Lama waktu dapat berdampingan dengan sister bekicot. Namun sempat juga terpisah lalu berdampingan lagi dan gerimis mengiringi langkah kami. Semakin maju gerimis semakin menjdai hujan. Dan kami memutuskan menggunakan jas hujan. Sampai di pos satu istirahat sebentar. Adek-adek ada yang membuat mie. Tapi saya, Bekicot, dan Dhe Nisa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi. Dan tak ku sangka terpisah dengan mereka ingin menunggu namun daerah cukup suram maka ku percepat saja jalan ku. Hampir sampai parkiran kira-kira 1 km bertemu dengan orang membawa kayu, ular mati, dan celurit… upz,.. dag… dig.. dug… Pikiran kemana-mana.. Tapi tetap stay cool.. Dan menyapa bapak itu.. Dan Bapak itu menjawab sapaan dengan tersenyum.. fyuuuhh.. hhe.. Rasa lega diiringi lantunan Adzan yang menggema kemudian sampai di parkiran ada Mas Ata. Seperti disambut ja.. hhe.. Langsung ke toilet dan mandi.. Selesai mandi ketemu Bekicot.. Nemenin Bekicot mandi, sholat, dan makan.. Saat di warung aku cerita tentang orang misterius yang aku temui, si Bekicot bilang Bapaknya mau cari rumput, dikarenakan ketika Bekicot bertemu, Bapak tersebut sedang memotong rumput dengan celuritnya. Hhe.. Hebring sendiri.. 16.45 kembali ke Yogya naik mobil yang sempat bikin mual. Hehe..

Berikut ini tertanda oleh kami(Mas Farhan, Mas Oksa, Mas Ata, Mas Mwoel, Mas Afif, Happy, Rifan, Bima, Rosied, Zark, Lisnan, Herina, Anisa, Nisa, Rozan, Gaiety)..

Senin, 18 April 2011

Hikmah dari Out Bound










Beberapa hikmah yang mungkin bisa aku ambil dari memandu adik kelas out bound, yakni

Untuk Pemandu
  • Sabar dalam berdakwah
  • Memahami sesama muslim
  • Mengerti sesama muslim
  • Sportif
  • Non blok
  • Teguh pada pendirian
  • Konsisten
  • Harus memiliki kriteria pemenang yang jelas
  • Management yang lebih baik
  • Amanah
  • Sidiq
  • Fatonah
Untuk Peserta
  • Perlu kekompakan
  • Perlu semangat gotong royong
  • Butuh strategi yang jitu
  • Talk less do more
  • Perlu kesabaran
  • Butuh ingatan yang kuat
  • Saling percaya
  • Saling memahami
  • Saling mengerti
  • Hemat waktu
  • Amanah
  • Sidiq
  • Fatonah
I think it's enough,, See You.,

Selasa, 05 April 2011

What Ever..



I had lost my street, when I went to some village to joined meeting.. I went to go to Kebangsaan village with my friends because I didn’t know where it is.. But my friends rode their motor cycle so fast and I was left by them. It is so silent, cold, and exotic,… I was alone in some place where I didn’t know… Just kept believe that Allah always in my side. And here I was understanding, I just could take my believe of You.

Selasa, 22 Maret 2011

Latihan Meresensi


Dalam menganalisa kepemimpinan Soekarno, buku ini mengawali dengan biografi Soekarno dari semasa kecil hingga dewasa. Di masa kecilnya Soekarno yang merupakan keturunan kaum elite telah memiliki jiwa pemberani karena semasa kecil Soekarno senang berkelahi. Tak heran ketika dewasa dia berani melawan dan mengusir Belanda. Hal ini tak dapat dipungkiri sebab Ibu Soekarno sendiri merupakan keturunan raja Singasari sedangkan ayahnya keturunan Sultan Kediri.

Berlanjut ke penjelaskan mengenai otoriter dan totaliter. Otoriter merupakan kekuasaan yang didapatkan dengan kharisma dan penanaman ideologi secara mendalam sehingga para pengikutnya dengan sadar, setia, dan tanpa paksaan. Sedangkan totaliter, kekuasaannya diperoleh dengan memunculkan ketakutan-ketakutan sehingga pengikutnya mematuhi perintah dengan terpaksa.

Pada pembahasan yang terakhir, buku ini menganalisa bahwa kepemimpinan Soekarno berupa demokrasi terpimpin memiliki sifat otoriter. Sebab dalam menjalankan demokrasi terpimpin Soekarno berusaha memahami dan mendekati masyarakat Indonesia dengan kharismanya. Maka tak heran jika masyarakat indonesia seolah-olah terhipnotis olehnya. Entah itu karena pidatonya atau sikapnya yang tenang.

Buku ini juga memaparkan mengenai alasan Soekarno menjadi antek Jepang.

Jumat, 18 Maret 2011

Apa Status Mu? Apa Peran Mu?

            Mungkin judul di atas perlu di perhatikan secara mendalam bagi tiap-tiap individu yang hidup dalam dunia sosial. Agar kehidupan ini berjalan dengan harmonis, meskipun pada kenyataannyan sulit untuk menghindari sebuah konflik. Seperti yang dikatakan oleh Goerge Simmel , bahwa konflik terjadi karena adanya proses penyesuaian antara komponen-komponen sosial yang nantinya diharapkan tercipta sebuah keteraturan maka konflik pun akan terys terjadi. Namun mulialah kita bila dapat meminimalkan konflik.
             Status dan peran memiliki kaitan yang erat dengan kewajiban. Sebab bila seseorang tidak mengetahui status dan peran maka dia tidak mengetahui kewajibannya. Sedangkan kewajiban sendiri merupakan hak orang lain yang wajib kita penuhi. Bila tidak terpenuhi, kemungkinan konflik akan terjadi.
            Status dan peran bak dua sisi uang koin. Mereka tak dapat dipisahkan. Bila seseorang memiliki status maka dia akan memilki peran yang berkaitan dengan statusnya. Peran yang dia miliki merupakan kewajiban bagi dia. Status sendiri memiliki arti posisi seseorang dalam masyarakat. Sedangkan peran adalah pola tindakan atau perilaku dari orang yang memilki status tersebut.
            Dari berbagai pengertian di atas, dapat kita ambil contoh kasus di kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari hal yang terdekat dari kita, yakni status sebagai orang tua. Di zaman modern ini banyak  orang tua yang lebih mementingkan karirnya dan lupa dengan anaknya. Mungkin sebagai orang tua yang perekonomiannya menengah keatas, mereka dapat menitipkan anak mereka pada sebuah lembaga pendidikan. Namun apakah iya seorang anak ini akan tumbuh dengan sempurna tanpa bimbingn Ayah dan Ibu mereka? Dari hasil pengamatan, sering kali para orang tua karir tak tahu mengenai kondisi anak mereka. Entah dia telah dapat pengetahuan apa? Atau dia mendapat teman siapa? Atau dia sedang sedih/senang? Mereka sering lupa mengenai hal tersebut. Yang mereka tahu hanya tuntutan mereka kepada putra dan putrinya agar menjadi orang sukses. Sedangkan sang anak sendiri juga tidak mengetahui mengenai orang tua mereka, Mereka hanya mengetahui orang tuanya mencari uang berangkat kerja pagi-pulang malam. Sedangkan jangka waktu bertemu dengan anak hanya sekitar 5 jam. Namun waktu tersebut masih dipotong untuk waktu belajar anaknya. Bukankah ini sangat naïf? Bagaimana bila ternyata sang anak salah pergaulan namun dia tidak bercerita kepada orang tua? Sedangkan pihak lembaga pendidikan sendiri tidak dapat memantau sang anak secara keseluruhan.
             Sama halnya dengan orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah ke bawah. Terkadang mereka lupa dengan kondisi ekonominya dan memproduksi anak terlalu banyak. Hingga anak mereka yang lahir lebih awal harus ikut menanggung beban keluarga. Dan tak jarang mereka disiksa orang tua kandung mereka sendiri bila terdapat kesalahan dalam merawat adik mereka. Adilkah ini?
            Mari kita analisis kasus diatas dengan teori konflik di mana terdapat dua kepentingan yang saling bertolak belakang antara anak dan orang tua. Mungkin dampak dari konflik tersebut tidak secara ekplisit  nampak namun secara implicit. Misalnya pada kejiwaan anak.
            Orang tua merupakan sebuah status yang memiliki peran dalam institusi keluarga. Peran tersebut tak jauh berbeda dengan fungsi sebuah keluarga. Yakni, peran afeksi di mana mereka berkewajiban memberikan kasih-sayang kepada anak. Yang kedua peran ekonomi yang merupakan kewajiban orang tua untuk memberikan nafkah dan memenuhi kebutuhan sang anak. Ketiga peran tempat bersosialisasi. Yang keempat berperan melindungi.
            Peran-peran tersebut sulit kita temukan dalam kasus di atas. Untuk evaluasi di mohon agar para orang tua memahami dan menghindari hal-hal negatif di atas. Karena generasi bangsa yang tangguh dan bersahaja tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa campur tangan dari orang tua yang arif.