Minggu, 11 Desember 2011

Patut Kah...


Hai kelapa yang selalu menjulang tinggi hingga tak mampu melihat ku yang mungil... Mungkin inilah penyebab kau jarang menyapa ku dan membalas sapaan ku.. Tapi banyak kawan kita si Bapak-Ibu semut, belalang, jangkrik, kepik, kupu-kupu, kumbang, yang justru menganggap kita sama. Sabarlah kelapa, ku tahu apa yang kau rasa. Marilah saling toleransi.
Sadarlah kelapa, kau dan aku memiliki kelemahan dan kelebihan... Kau seharusnya berendah hati dengan kesempurnaan mu, karena kesempurnaan mu dengan tubuh yang menjulang tinggi kau akan sering terhempas angin yang dapat merobohkan mu, atau dengan buah kelapa segar mu yang dapat mencelakakan orang ketika berjalan dibawah mu.
Sedangkan aku si rumput kusam, berhak untuk bangga dengan tubuh pendek agar sapi dapat dengan mudah menjangkau ku dan melahap ku hingga dia gemuk dan dapat menjadi hewan Qurban.
Jadikan perbedaan kita kumpulan elemen yang menciptakan uranium, bukan pertikaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar