Kamis, 03 Oktober 2013

I Believe, that He Will Hug My Dream

Sebulan belakangan ini, hari terasa sangat cepat berganti.. Sepertinya, Hari Rabu baru saja menyapa dan sekarang iya sudah menyapa kembali. Mungkin Hari Rabu benar-benar mencintai saya hingga tak ingin ada lekang di antara kami. Tapi apa sebab hari Rabu mencintai saya? Apakah benar ia sangat mencintai saya? Atau ini semua hanya umpan belaka? Mari kita selikidi, eh selidiki..
Bulan September adalah Bulan awal saya kembali ke Jawa setelah menjalankan KKN di Papua. Ya, di Papua sudah jelas culturenya sangat berbeda dengan di jawa. Baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Dan culture yang bisa dikatakan signifikan berpengaruh kepada saya adalah culture berleha-leha. Culture leha-leha merupakan sebuah kegiatan tanpa tujuan, yang bisa diselingi dengan kegiatan menggosip, atau kegiatan nyemil, yang pasti orang awam menilainya useless. Culture ini terinternalkan pada saya, mungkin karena ketika saya KKN di periode puasa. Jadi dengan alibi menghemat tenaga agar mendapat pahala, saya pun berleha-leha. Ini dapat menjadi tersangka mengapa hari Rabu cepat kembali. Karena saya kurang produktif, jadi waktu terasa berputar sangat cepat. Sedih rasanya, belum banyak prestasi tapi usia sudah semakin udzur..
Sekarang sudah masuk Bulan Oktober, banyak tugas yang menumpuk, kalau boleh buka-bukaan saya masih ada utang jadi hafidz kepada keluarga, saya masih ada proyek toko Zam-Zam, saya masih ada proyek korsa yang tak kunjung usai, saya masih ada proyek seminar expo, saya harus menyusun proposal skripsi, saya harus mencapai IP 4 untuk semester ini, dan belum ditambah mendampingi adek saya yang sering ikut lomba. Betapa sok sibuknya saya.
Mungkin gambaran konkrit kegiatan bisa dilihat di hari ini, pagi hari saya ada kuliah periklanan jam 07.00 karena sebelumnya saya ada tugas organisasi untuk merumuskan peraturan kantin yang akan diserahkan ke fakultas dan mengisi lembar assesment terpaksa saya tidak mandi langsung pergi ke kampus. Sampai di kampus ternyata kelas kosong. Saya lanjutkan untuk mengirim lomba karya tulis. Setelahnya saya ada janji dengan adek angkatan untuk wawancara usaha gerabah di Kasongan. Di sinilah titik blank saya, pikiran saya sudah ke mana-mana. Sedang fisik saya masih tersenyum di hadapan adek angkatan saya. Saya rasa, semua orang juga pernah merasakan hal yang sama, entah memikirkan masa lalu, atau seperti saya yang memikirkan ke depannya, apa saja yang harus saya kerjakan. Owh ternyata masih ada to do list, yakni kumpul kelompok KKN untuk membuat laporan, menyerahkan peraturan kantin, kuliah, piket sekre, dan mandi. Good.
Cukup sudah, sekarang saya merasa terperosok dalam jurang yang curam dan sungguh terpuruk. Berharap ada yang menghibur tapi sayang justru tugas-tugas, make a deal, and janji-janji pertemuan yang di dapat. Sekarang saya sadar, saya sunggu lemah, hanya butiran debu yang berjuang seperti apa pun tak akan menjadi sosok yang besar. But I believe, that He will hug my dream, truly.