Minggu, 18 Juni 2017

Sebuah Penantian

Siang ini aku melihatnya di depan rumah lagi.. Lalui saja dan sibuk dengan pikiran ku kembali.. Dengan kesibukan ku lagi.. Dengan jadwal-jadwal padat ku.. 
Esok hari aku menebak keberadaannnya lagi.. Duduk di bawah pohon rindang di depan rumah.. Hahh.. Itu kah tempat favorit mu? Dasar manusia tak berguna..
Esok lagi aku iba.. Sejenak menghampirinya dan menanyakannya, "Kenapa duduk di depan terus?"
Dengan polos gadis itu menjawab, "Aku rindu Mama.. Aku menanti Mama.. Aku akan terus menunggu Mama hingga datang menjemput ku.. Mama hilang dalam kerumunan.. Kerumunan ulang tahun teman ku di Kebun Binatang.. Aku kira kamu dapat membantu ku.. Kamu salah satu orang yang aku lihat di tempat itu.."

Pikiran ku melaju cepat ke tiga tahun lalu, tahun di mana adek ku satu-satunya ulang tahun. Aku usul ke Mama untuk merayakan ulang tahun adek besar-besaran di Kebun Binatang mengundang seluruh teman dan keluarga. Mama mengabulkan dengan membooking satu Kebun Binatang hanya untuk adik ku satu-satunya.. Di tengah acara yang meriah, tanah bergetar.. Getaran semakin keras dan seluruh orang berebut jalan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Benar-benar gaduh dan tak dapat terkendalikan.. Sebatas itu lamunan ku di depan gadis yang berharap sepenuhnya pada ku..

"Lantas, di mana sekarang kamu tinggal?" Gadis itu mengantar aku pada rumah setengah tergenang air karena banjir..

(Kebijakan adalah hal yang luar biasa bagi seorang yang terpandang dan memiliki kekuasaan.. Jaga lisan agar Allah Mengasihi.. hamba takut Ya Allah.. hamba takut mengemban amanah di bumi ini..)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar