Minggu, 26 Oktober 2014

Cinta Ikan Cupang

Berawal dari nostalgia dengan teman yang berkisah soal ikan cupang. Saya pun terjerumus ke minat memelihara ikan cupang untuk membuktikan kisah teman saya. Sehari.. dua hari.. menanti saat yang tepat, saya pun memutuskan untuk segera mencari penjual ikan cupang.. Saat otak meliarkan diri berkelana dalam peta penjual ikan di Kota Yogya, tiba-tiba sampailah sms dari kakak kelas yang mengabarkan mengenai kajian.. Yuhuuuuuu, spontan saya teringat kakak kelas saya itu juga memiliki koleksi ikan hias di rumahnya. Secara agresif saya menanyakan mengenai ikan cupang. Dan paginya setelah kajian terjadilah transaksi legal nan murah meriah antara saya dan kakak kelas saya.

Dua ikan cupang berkemaluan jantan dan betina sudah ditangan.. Saya letakkan mereka pada toples berbeda. Hari terus berganti, saya pun tak sabar untuk segera mengawinkan mereka.. Berdasarkan cerita teman saya, ikan cupang yang jantan itu termasuk binatang super keren, karena dialah yang membangun sarang untuk si betina dan dia lah yang akan membesarkan anak-anaknya seorang diri, eh sebinatang diri tanpa campur tangan, eh campur sirip si betina.. Lantas saya uji kebenarannya, namun karena saya tak sabaran, yang seharusnya menunggu si jantan membangun sarang atau menghasilkan busa yang banyak terlebih dahulu baru dicampur dengan yang betina, tapi justru dengan sarang yang masih rentan sudah saya campur dengan betinanya di aquarium yang luasnya lebih besar dari toples.. So, si betina enggan untuk dikawini oleh jantannya.. Menurut informasi dari internet, jika ikan cupang jantan dan betina telah dicampur selama dua hari tidak terjadi perkawinan sebaiknya segera dipisahkan kembali.. Saya pun dengan polosnya mematuhi referensi tersebut dengan memisahkan kembali jantan dan betina di toples sendiri-sendiri.. Dan siangnya setelah mencuci piring, OMG, tuh betina malah bertelur di toples tanpa si jantan.. Telurnya bertebaran dimana-mana dan tak ada yang merawat.. Induknya cuek aja gitu, ngga bikin sarang seperti yang dilakukan si jantan.. Nih ikan ngga bisa mikir kali ya.. Emang iya kali.. :v

Saking nervesnya, ya walaupun yang bertelur bukan aku.. Aku grogi dan salah tingkah melihat si betina.. Jadilah yang jantan aku campur lagi ke toples betina.. Wuiiiih, apa yang terjadi pemirsa?????? telurnya dimakan sama yang jantan semua.. Pertamanya rasa nerves semakin memuncak tapi sekelebat ingat kata temen kalau telur itu hanya disimpan di mulut nanti juga dikeluarkan lagi ke sarang. Yah sedikit tenang.. Eh tapi kan belum ada sarangnya, kayanya toplesnya juga kekecilan.. Hufff, dengan nerves yang semakin menjadi-jadi aku pindahkan si jantan bersama telur-telur di mulutnya ke dalam aquarium lagi bersama dengan si betina.. Menunggu sejam, dua jam, tiga jam, empat jam,.. deal.. tuh telur ngga dikeluarin sama si jantan.. Wuuuuuoooohhh stress baaaaddaaiiiii men.. Si jantan juga ngga segera bikin sarang.. Udah deh, langsung sms temen minta solusi.. Eh, ngga dibales-bales.. Pasrah..

Kisah cinta ikan cupang pun semakin aneh ketika si jantan telah mampu membuat sarang atau busa yang banyak.. Mereka kawin usai aku mengajar bocah-bocah kampung.. Kemudian aku melihat si betina mengeluarkan telurnya tapi si jantan nampak kelelahan gitu atau terlampau terbuai dengan proses perkawinannya, jadilah telur-telur itu dimakan oleh si induk bukan dirawat oleh si jantan, sempat lihat telurnya dikeluarkan lagi ke sarang sama si induk, tapi karena telurnya tetap terjatuh ke dasar aquarium jadilah telur-telur itu dimakan dan tidak dikeluarkan lagi oleh si induk.. Sementara si jantan masih tetap terbuai kelelahan.. Pingin napuk yang jantan biar sadar dan segera bantu yang betina merawat telurnya, apa daya tangan saya lebih besar dari pipi si jantan, bisa-bisa bukan sadar malah mati si jantan..

Ini sudah kedua kalinya si induk cupang bertelur dan gagal merawat telurnya.. Aku pun tak putus asa, aku coba pisahkan lagi kedua ikan cupang. Rencananya dipisahkan selama seminggu, harapannya biar saling merindukan hingga menggila.. Tapi pemirsa, hanya dua hari saja terpisah, si jantan sudah nekat melompat dari toples.. Entah tujuannya apa tapi sepertinya dia ingin dipersatukan dalam toples si betina yang posisinya ada di sebelah toples si jantan.. Syukur, saya pulang dari kampus tepat pada waktunya.. Si jantan yang gagal masuk ke toples si betina justru terkapar di kandang hamster, saya masukan lagi ke dalam toples yang posisinya ada di atas kandang hamster.. Entah, dia telah terkapar berapa menit di kandang hamster tp ternyata dia masih mendapat kesempatan untuk memperjuangkan kisah cinta ikan cupang.. :v

Esoknya kejadian yang sama terjadi kembali.. Si jantan melompat keluar tapi beruntung saya sadari segera.. Jadi langsung saya masukan lagi.. Nah, ternyata nih si betina bertelur lagi tanpa si jantan.. Aku jadi heran sama ikan ini.. Sebenarnya mereka itu ikan cupang atau ikan Mariam yang bisa mengandung tanpa tersentuh oleh pejantan.. Lalu si jantan melompat keluar untuk yang ketiga kalinya dan saya sadar, lalu saya masukan lagi.. Tapi karena keinginan tahu saya apakah si betina bisa merawat telur juga atau tidak, maka si jantan dan si betina tetap saya pisahkan.. Hasilnya, si betina tidak dapat merawat dan telurnya dimakan semua..

Terakhir, di kesunyian malam saat saya ingin Sholat Qiamulail saya menengok ikan cupang, yah benar si jantan sudah tiada di toples, sontak saya edarkan pandangan saya kesekitar kandang hamster dan papan tulis.. Nihil, tetap tak tertemukan.. Saya cari di kolong kasur barulah nampak seonggok ikan cupang.. Yah, karena saya masih setengah sadar dan lemas maka saya putus kan untuk Sholat Qiamulail terlebih dahulu.. Beberapa rekaat telah terjalani.. Saya kira si jantan telah menghela nyawa, jadilah saya biarkan saja sambil melanjutkan doa.. Tapi tiba-tiba ada bunyi "ceplak".. Wuuuuuooohhh MasyaAllah.. hebaaaaattt, si jantan masih hidup walaupun telah beberapa menit di daratan.. Entahlah, mungkin ini yang disebut the power of love.. Segera saya masukan kembali si jantan ke dalam toples. Benar saja si jantan masih hidup dan bernafas, meski tenaganya sangat sedikit..

Hari berikutnya si jantan tidak mau makan.. Dan tubuhnya semakin lemas.. Tubuhnya selalu dirapatkan dengan dinding toples yang bersebelahan dengan dinding toples si betina.. Begitu juga si betina selalu merapatkan diri pada dinding toples yang bersebelahan dengan dinding toples si jantan.. Melihat kemesrahan mereka aku pun tak tega lagi untuk memisahkan mereka.. Maka aku jadikan satu kembali di aquarium.. Tapi sayang tubuh si jantan semakin gontai.. Iya, mungkin tubuh si jantan telah rapuh untuk memperjuankan cintanya yang tak pernah rapuh.. Dan si betina yang dulunya sok jual mahal pun kini senantiasa selalu berada di samping si jantan, mungkin bahasa manusianya menemani si jantan ketika sakit.. Berikut ini foto mereka berdua ketika si jantan dalam kondisi koma..






Dari kisah Cinta Ikan Cupang ini aku belajar untuk balas budi, iya binatang aja tahu balas budi masak manusia tahunya habis manis sepah dibuang.. Bayangin aja deh kalau manusia, pasti ketika ada kekuasaan, ada uang, ada yang ganteng, atau ada yang cantik pasti dikerumuni.. Tapi kalau yang cantik, ganteng, banyak uang, besar kekuasaannya menghilang pasti akan menyingkir.. Sementara kebijakan mengajarkan untuk banyak-banyaklah memberi bukan meminta atau mengambil.. Masak kalah sama ikan cupang yang walaupun pasangannya sudah renta, jelek, bahkan terancam mati saja tetap setia menemani, mendampingi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar