Kamis, 15 Maret 2012

Si Kecil Berlari


5 February 2012, Saya menjadi panitia sebuah acra galang dana . . Disela-sela waktu istirahat, tanpa sengaja saya melihat potret anak Indonesia . . Ya kendati ini tak dapat diterapkan secara general tapi . . . cukup signifikan untuk memberi prototipe. . 

Terpampang seorang anak yang sedang berlari di muka kedua orang tuanya . . Tiba-tiba . . bruk . . Anak tersebut terjatuh dengan sempurna. . Saya tetap menanti adegan berikutnya, yang membuat saya hanya terpaku diam tanpa menolong anak tersebut . . Dalam hati saya berharap anak tersebut akan tegar dan dapat mengoreksi kesalahan yang membuatnya terjatuh . . namun anak itu hanya terdiam dan menangis ditempat . . Hingga kedua orang tuanyalah yang membangunkannya dari tempat dia terjatuh . . Malangnya lagi, anak tersebut justru dirutuk oleh kedua orang tuanya . . . dan tangis pun semakin menggelegar . . Sepintas bayangan masa kecil saya pun datang . . Sungguh beruntung anak tersebut memperoleh rutukan dari orang tuanya, mungkin tangis dia bukanlah kekecewaan karena rutukan justru karena keharuannya akan perhatian kedua orang tua. Berbeda dengan saya mungkin setelah jatuh hanya semilir angin saja yang menghardik saya . . hhe . . Tapi sikap anak tersebut kurang mempesonakan saya, karena di lain hari saat event galang dana saya juga menemukan kejadian yang sama ada gadis kecil yang terjatuh karena mengejar kedua orang tuanya yang meninggalkannya, namun dia tidak menangis dan terdiam . . Dia cukup tegar dengan menyimpul senyum lalu bangkit kembali dan berlari mengejar kedua orang tuanya yang telah jauh meninggalkannya. . Sub’hanallah sekali . . .

Dari kisah di atas, saya mencoba menarik benang merah, ketika seorang anak tak memiliki orientasi maka ia akan mudah ditumbangkan, berbeda dengan seorang anak dengan orientasi yang jelas ia akan bersihkukuh bahkan membabi buta untuk menggapai asanya.. *Kementakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar