kecuali berdzikir, mengajari dan belajar ilmu agama.
Al-Anfal (1-4)
Ayat 1:
- Tentang harta rampasan, yaitu rampasan perang pertama, perang badar.
- Turunnya setelah hijrah
- Saat itu kaum muslim hanya 300 orang dan persenjataan yang terbatas
- Sejatinya kaum muslim hanya ingin mencegah kafilah Abu Sufyan dan mereka ingin membalas dengan meminta haknya
- Namun, Abu Sufyan lebih dulu mengetahui, jadilah ia putuskan tidak jadi menemui kafilah Muhammad
- Usai memenangkan perang badar, turunlah ayat ini. Nabi menyuruh mengembalikan harta rampasan barulah dibagikan rata oleh Rasul.
- Kemudian perbaikilah hubungan
- Dasarnya adalah bertakwa pada Allah. Inilah yang membedakan orang beriman dan yang tidak.
- Iman sempurna orang yang disebut nama Allah hatinya bergetar (sangking cintanya). Dan jika disebut ayatNya kepada mereka, bertambah kuat imannya dan hanya kepa Tuhan mereka bertawakal. Bertawakal di sini bukan berarti hanya pasrah. Bahkan ada hadist, "Jika kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, kamu akan diberi rizky seperti burung yang keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar dan kembali ke dalam sarang dalam kondisi kenyang." Tawakal tidak semata-mata pasrah, jika pasrah burung tersebut hanyalah berdiam diri di dalam sarangnya.
- So, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus
- Diterangkan lagi lebih jelas, yaitu orang yang melaksanakan shalat (tidak hanya sebagai penggugur kewajiban tetapi menyempurnakan wudhu, khusuk, dan memahami kondisi diri yang sedang bertemu dengan Allah, jadi jika surat yang dibaca panjang tidak akan bosan atau mengeluh)
- Menginfakkan sebagian dari rezekinya yang Kami berikan kepada mereka.
- Ini yang menyebabkan pada jaman Nabi sahabat pernah berkata, "yang aku tinggalkan untuk keturunanku cukuplah Allah dan Rasul." Inilah iman yang sempurna. Begitu juga Umar dan Abdurahman bin Auf, walaupun kaya dan dapat menyumbangkan hartanya untuk diamalkan tetap mengamalkan ibadah-ibadah lainnya. Mereka tetap rajin sholat sunah, puasa sunah, dll.
- Fiil Mudhara pada shalat, tawakal, dan iman maka ini adalah kata kerja yang bermakna rutinitas tidak hanya sekali atau dua kali. Tidak boleh futur, jika futur segera berkumpul pada ruang yang kondusif. dan jangan sampai yang wajib ditinggalkan. Jika ditinggalkan yang wajib segerlah sadar itu sudah merupakan tanda-tanda.
- Begitulah orang yang beriman, merka akan ditinggikan derajatnya dan diberi rizky. Rizky di sini bukan berarti mobil Mercedez Benz atau apartemen megah. Rizky di sini adalah surga, surga yang posisinya tinggi. Bhakan ada merumpamakan seperti melihat bintang yang melintas di langit. ya, berarti sangat tinggi karena jika bintang tersebut nampak tidak melintas berarti jaraknya hanya dekat dekat dengan bumi.
Udah ngantuk.. sekian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar