Senin, 04 Juni 2012

Harus pintar, sholehah, sehat, cantik, rajin bantu orang tua, aktif bersosialisasi . .
Tuntutan orang tua yang sangat wajar . .
Posisi mereka yang bisa disebut sebagai investor menuntut keberhasilan dari proyeknya dalam reproduksi dan regenerasi. Dan yang pasti harapan agar sang anak menjadi yang terbaik adalah salah satu visi mereka. Seperti investor pada umumnya, mereka tidak mau rugi selalu ingin untung. Dan tak jarang keuntungan itu ingin mereka dapatkan secara instan. Tanpa peduli adanya proses. Dari sini mereka tendensi mengeksploitasi keadaan baik fisik maupun psikis. Bagi bangsa dan negara pun hal tersebut dinilai positif serta disuport. Dengan berkedok pembangunan dan kemajuan bangsa. Dari sini muncul tanya, apa iya, setelah "kami" berhasil menjadi pintar, sholehah, rajin bantu orang tua, aktif bersosialisasi, bangsa ini akan terbangun dan maju? Sedang telah terpampang kebobrokan dari "mereka" keinginan dari yang instan tersebut.
Apakah mereka tak sadar keterbatasan waktu yang hanya 24 jam?
Apakah mereka tak sadar keterbatasan fasilitas untuk kami?
Apakah mereka tak sadar keterbatasan fisik(takdir) kami?*
Apakah mereka tak sadar halang rintang yang ada?
Belum lagi beberapa laranga . . Dilarang main musik karena haram. Dilarang pacaran karena bahaya. Dilarang pulang malam karena nanti mendapat stigma.
Berangkat dari berbagai pertanyaan itu jujur penulis pribadi merasa kewalahan. Dan berharap mereka dapat instropeksi diri. Serta mengawali semua dengan memberi tauladan terlebih dahulu. Sadarlah semua perlu proses.
*Penting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar