Senin, 02 Juli 2018

Melanjutkan yang Sudah Dimulai


Keluarga harus mengetahui dan menyadari
bahwa keharmonisan keluarga sangat
berpengaruh terhadap tingkat kenakalan anak,
dimana keluarga yang broken home,
kurangnya kebersamaan dan interaksi antar
keluarga, orang tua yang otoriter, dan
seringnya terjadi konflik dalam keluarga
cenderung menghasilkan remaja yang
bermasalah (Balsom.1993, h.12).

Dosen Jurusan Gizi Masyarakat dan 
Sumberdaya Keluarga IPB Ratna Megawangi 
PhD, mengungkapkan hasil studi 
menunjukkan bahwa keluarga yang bahagia, 
yaitu keluarga yang penuh kasih sayang dan 
hubungan antara orang tua dan anaknya baik, 
maka sedikit sekali (5%) anak yang 
mengalami masalah gangguan psikologis, 
sedangkan 95% masalah gangguan psikologis 
anak ditemukan pada keluarga yang tidak 
bahagia dan hubungan orang tua dan anaknya 
buruk(http://www.pikiranrakyat.co.id/hikmah
/Minggu,18 April 2004). Fagan juga 
mengatakan faktor sosial ekonomi juga 
berperan dalam keluarga, karena kemiskinan 
dan kesulitan hidup sering melingkupi 
kehidupan keluarga dimana kemiskinan juga 
berhubungan erat dengan tingkat stres yang 
tinggi dalam keluarga, perilaku kekerasan, 
dan akhirnya berpengaruh terhadap kualitas 
karakter anak. Keadaan stres dan tekanan 
akan berpengaruh negatif terhadap kualitas 
pengasuhan anak. Hal ini dapat dilihat dari 
banyaknya tindakan kekerasan yang 
dilakukan di dalam keluarga, baik kekerasan 
suami terhadap istrinya, kekerasan istri 
terhadap suaminya dan kekerasan orang tua 
terhadap anak-anaknya, setiap saat terjadi 
pertengkaran atau percekcokan diantara 
anggota keluarga, akan berakibat kehidupan 
dalam keluarga tidak ada kedamaian dan 
ketentraman (bercerai tidak, harmonis pun 
tidak). Suasana kekerasan yang demikian, 
akan berpengaruh negatif terhadap 
perkembangan jiwa dan kepribadian anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar