Kurang lebih, tiga tahun telah berkecipung di aktivitas ekonomi.. Yak, SIALLL... Betapa jenuhnya saya.. Kadang saya merefresh otak dengan Sosiologi Ekonomi yang cukup kritis menanggapi ekonomi praktis. Jika dibayangkan, memang sepertinya aneh. Ketika saya berkubang bersama ekonomi dan hidup karenanya, justru saya mempelajari kelmahan saya sendiri dan menghujat tingkah saya sendiri. Tapi sudahlah, sepertinya malam ini adalah klimaksnya.
Klimak ini terjadi ketika teman saya mengusulkan agar LCD yang saya miliki dititipkan kepada orang lain, agar dapat menghasilkan uang. Uaaaang... Uaaaaaang... dan Uaaaaaaaaaaaang... SIALL. Sementara, sering kali saya meminjamkan handycam tanpa menarik sepeser pun uang. Asal handycam saya tetap pada pantauan saya. Dan yang meminjam handycam saya bukan sembarang orang. Biasanya teman satu organisasi saja. Ya, mungkin karena saya tipekal introvert yang sulit percaya dan cenderung membenci out grup, maka semua peminjam pasti saya kenal dan bertanggung jawab. Sekarang handycam yang sudah 4 tahun setia bersama saya ini tetap cantik dan menawan. Ya, cinta pada handycam ini memang bukan sembarang cinta. Cinta selalu menuntut untuk dijaga dan diperhatikan.
Kembali ke permasalahan LCD, saya begitu berat untuk menerima masukan teman saya itu, saya lebih baik meminjamkan tanpa membayar asal LCD saya dapat saya pantau secara dekat. Dibanding menitipkan ke orang lain, yang kemudian saya tidak tahu kondisi LCD saya dan belum tentu orang yang saya titipkan dapat memberikan perhatian pada LCD saya sama seperti perhatian yang saya berikan padanya.
Mungkin butuh penganalogian untuk menegaskan apa yang saya rasakan. Ibaratnya saya memiliki orang tua, hanya karena mereka sudah tua dan tak berdaya, maka saya menitipkannya pada panti jompo dengan alibi efisiensi waktu, efektifitas tenaga, dan praktis. Tidak, orang tua saya adalah manusia yang memiliki rasa, mereka punya hati. Bukan pada waktu, tenaga, atau uang. Tapi cinta dan kasih sayang dari anaknya yang mereka butuhkan. Dengan memantau mereka dari dekat, mereka akan tahu bahwa anaknya masih perhatian pada mereka. Mungkin ini jauh berbeda dengan LCD karena LCD benda mati. Tapi cinta ku pada LCD seperti cinta ku pada orang tua yang telah setia menemani hari-hariku.
sip.. sebarken bro..
BalasHapus